Monday, September 26, 2016

Bergabung dalam Forum Penulis Kebumen

 Pengalaman penolakan naskah oleh penerbit, seringkali dapat menyurutkan semangat untuk terus menulis. Akibatnya aktivitas menulis bisa jadi mandeg. Begitu juga dengan aktivitas membaca, ikut berkurang. Untuk menghindari kondisi seperti itu, aku biasanya aktif menemui  teman secara perorangan maupun kelompok.

Tetaplah berada di dekat tungku perapian
Pertemuan itu biasanya aku manfaatkan untuk berdiskusi dan sharing serta memecahkan persoalan-persoalan seputar kepenulisan. Kegiatan seperti itu, aku rasakan sungguh sangat bermanfaat. Membuat aku tambah bersemangat dan bangkit lagi.  Aku jadi ingat petuah para motivator. Kalau engkau ingin senantiasa hangat, senantiasa dekatlah dengan tungku perapian.

 Jika ingin terus eksis dalam kegiatan kepenulisan, maka buatlah lingkunganmu itu lingkungan membaca dan menulis. Dari buku bacaan, percakapan, maupun komunitas harus mendukung. Senantiasalah mengikuti pertemuan, pelatihan, workshop, maupun kursus-kursus menulis. Bersyukur, di Kebumen ada forum penulis dan ada orang-orang  yang dapat diajak berbincang seputar kegiatan menulis.

Forum penuli kebumen
Di forum penulis kebumen, aku dapat bertemu dan berbincang dengan Bapak Ambijo. Seorang penulis Kebumen yang sangat produktif. Tulisan-tulisannya banyak dimuat di berbagai penerbitan. Beliau juga termasuk orang yang menggagas berdirinya Forum Penulis Kebumen. Saat ini bapak yang usianya tidak muda lagi itu, bertindak sebagai ketua forum.


Bertemu dengan sosok Ambijo, terasa ada proses re-charging energi menulisku. Semangatnya yang tinggi untuk terus berkarya, terus menulis artikel dan surat pembaca ke banyak penerbit. Di rumahnya di Jalan Sarbini, bapak yang pensiunan pegawai bank BUMN ini, juga masih sempat mengelola perpustakaan sebagai taman bacaan masyarakat. Semakin jelas sudah gambaran Bapak Ambijo ini tentang perhatiannya terhadap dunia kepenulisan. 

No comments:

Post a Comment