Tuesday, December 13, 2022

Menemukan produk enzim berkualitas

Buku tulisan  Hiromi Sinya The Miracle of Enzyme seolah menjadi magnet. Buku yang membuka cakrawala baru  ilmu pengetahuan kesehatan dan kedokteran. Buku yang mengungkap pentingnya keberadaan  enzim dalam kehidupan dan  meraih kesehatan dan hidup lebih lama  telah mendorong pada perbaikan pola kebiasaan , memilih bahan makanan dan cara makan. Serta menumbuhkan kesadaran untuk menghindari makan makanan yang justru menguras enzim dan memilih makan makanan yang meningkatkan kekebalan tubuh dan meningkatkan jumlah enzim.

Bermunculan produk Enzim

Hampir satu dasawarsa buku yang relatif enak dibaca awam itu menjadi best seller di Indonesia juga telah mendorong munculnya banyak produk enzim di pasaran, Baik produk import maupun dalam negeri. Dipasarkan secara konvensional melalui outlet, apotik dan toko obat, melalui pemasaran online maupun melalui penjualan langsung oleh distributor kepada calon pengguna.

Selama periode pandemi Covid-19, pemasaran produk enzim dan suplemen lainnya banyak didominasi secara mencolok melalui perdagangan online. Masyarakat lebih memilih praktis dan aman tidak keluar rumah bisa pesan dan membeli produk dan membayar dari rumah. Ditambah lagi masih ada diskon dan bebas ongkos kirim. Lalu lintas perdagangan online sangat tinggi.

Nampaknya menggembirakan, pergerakan uang dan nilai ekonomi meningkat di masa pandemi, di tengah-tengah perdagangan di pasar tradisional dan konvensional terpuruk. Namun, ada kekhawatiran bahwa dalam sistem perdagangan online, konsumen tidak ada jaminan memperoleh produk yang berkualitas dan sesuai spesifikasi yang ditawarkan.

Insya Allah bersambung...


Wednesday, November 23, 2022

THE MIRACLE OF ENZYME: Buku hebat untuk hidup sehat dan hidup lebih lama



Buku The Miracle of Enzyme sejauh ini merupakan buku hasil riset yang sangat lengkap membahas kehebatan enzim. Ditulis oleh dokter bedah senior Jepang, Hiromi Sinya. Ditulis dan disajikan dengan sangat menarik. Dengan gaya bertutur mengalir, menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dicerna. Sekalipun dibaca oleh orang awam.

Rahasia kehebatan enzyme
Enzim bertanggung jawab atas seluruh fungsi-fungsi tubuh, gerakan organ, irama pernafasan dan detak jantung. Selain itu, keberadaan enzim berfungsi pada perbaikan sel tubuh yang rusak dan regenerasi sel yang tua, layu dan lemah. Sehingga kekuatan enzim merupakan energi untuk hidup dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Menurut Hiromi, karena enzimlah sel tubuh kita jadi hidup, bisa bergerak, tumbuh dan berfungsi sempurna. Lambung kita bisa sehat, pankreas, jantung, hati dan paru-paru kita dapat menjalankan fungsinya dengan baik ketika jumlah enzim yang ada dalam tubuh kita dalam jumlah yang cukup. Sehingga dengan enzim, kita bisa hidup sehat dan  hidup lebih lama.

Mati, menurut Hiromi adalah kondisi manakala habisnya enzim di masing-masing bagian, dalam tubuh dalam waktu yang panjang/kronis. Karena sejatinya melalui mekanisme enzim, memungkinkan tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri melalui fungsi enzim pangkal.

Upaya menjaga keseimbangan  enzim
Oleh karena itu, sejatinya ikhtiar manusia untuk sehat adalah upaya mempertahankan jumlah enzim dalam tubuh tersedia dalam keadaan cukup. Baik menjaga keberadaan enzim yang ada di dalam tubuh, maupun memilih makan makanan yang banyak mengandung enzim. Atau sebaliknya menghindari makanan yang menguras enzim di dalam tubuh.

(1) Menghindari bahan makanan yang menguras Enzim
Dalam kehidupan sehari-hari ternyata banyak makananan yang sejatinya menguras enzim dalam tubuh, seperti: margarin, susu sapi, minyak/gorengan, alkohol, tembakau/rokok, daging, obat/kimia dan dan bahkan nasi! Menurut Hiromi nasi di jaman sekarang sudah menjadi bahan "mati" karena telah kehilangan kulit arinya,

(2) Memilih bahan makanan
Selain itu, menjaga keseimbangan Enzim dapat dilakukan dengan memperbaiki cara makan dan memilih bahan makanan, seperti: 
  • mengunyah 30-50 kali, 
  • minum setengah jam sebelum makan, makan 4-5 jam sebelum tidur, 
  • makan sayur, buah, biji-bijian segar, 
  • jangan terlalu banyak protein hewani (15% atau 1 gram per kilo berat badan), 
  • makan enak (dengan gembira),  
  • minum air putih hangat, 
  • minum teh tidak lebih dari 3 cangkir sehari,
(3) Memperbaiki pola kebiasaan.
Cara lain untuk menjaga keseimbangan enzim adalah dengan menjaga kebiasaan yang dapat mempertahankan jumlah enzim, seperti:
  • tidak makan sebelum tidur, saat tidur dalam posisi perut kosong 
  • minum 2 gelas (500 ml) 1 jam sebelum makan
  • minum setelah bangun tidur pagi hari 
  • makan buah 30 menit sebelum makan
  • engukus sayuran 2 menit 
  • biasakan tidur siang 5 menit setiap hari
Masih perlukah suplemen Enzim
Sayangnya, pertambahan umur, kebiasaan dalam pola makan dan gaya hidup, jenis makanan dan caranya makan kita sebagian besarv salah. Kondisi ini  telah membuat enzim pangkal yang ada di dalam tubuh kita, justru terkuras habis. Ketika banyak jenis enzim yang hilang, maka timbul lah banyak gangguan pada tubuh dan muncul banyak penyakit.

Untuk itulah perlunya menjaga/mempertahankan jumlah enzim di dalam tubuh juga  perlunya mengkonsumsi bahan makanan yang banyak mengandung enzim. Sehingga keberadaan produk enzim yang berkualitas baik sebagai suplemen dan berfungsi mengatasi hampir semua masalah penyakit yang menyerang tubuh kita sangat diperlukan.

Saturday, October 15, 2022

Serunya Bermalam di Griya Lesanpura Deswita Rejosari


Bertempat di homestay Griya Lesanpura, rombongan studi banding kawasan pedesaan diterima oleh Kades Desa  Wisata (Deswita) Rejosari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, Teguh Rahayu (9/10/2022). Rumah yang dirancang oleh pemiliknya Wiyanto-seorang guru sejarah di SMP Negeri 2 Kretek Wonosobo ini memilih gaya arsitektur kuno dengan banyak memasukkan ornamen klasik ini mengingatkan kita pada sejarah, jauh ke masa "zaman pewayangan". Nama Lesanpura ini mengambil dari nama sebuah kerajaan asal ksatria dalam tradisi pewayangan Jawa, Satyaki, yang merupakan sepupu Kresna dan Pandawa. Styaki tinggal di kasatriyan Swalabumi.

Bergaya elektik

Rumah ini bukan bangunan peninggalan kuno. Rumah ini dibangun tahun 2010.  Menurut penuturanya bangunan ini belum selesai, karena Wiyanto sangat selektif dalam memilih model bangunan hingga perabotannya. Plafon yang tinggi, hiasan di atas genteng, daun pintu hingga engsel, ukiran pada “umpak” pilar utama rumah.  Pemilihan warna cat tembok yang dominan putih “broken white”, sedangkan warna cat kayu kombinasi hijau tua dengan kuning. Kesemuanya mencirikan bangunan kuno layaknya sebuah “padepokan”.

Memasuki ruangan rumah, di setiap dindingnya banyak dihiasi pigura bergambar presiden Soekarno dan presiden  Suharto dengan berbagai situasi. Termasuk ketika Presiden Soekarno berdampingan dengan Presiden AS John F. Kenedy. Gambar foto-foto tersebut berukuran besar seperti poster. Sekilas ruangan-ruangan ini terkesan seperti “museum” sejarah.

Di dalam ruangan, langka terlihat perabot. Hanya terdapat beberapa meja credenza klasik, tanpa kursi. Kami berkumpul, makan, mendengarkan paparan dari pejabat Bappeda, PMD Pemkab Temanggung dan pak Kades Teguh Rahayu, malam itu dengan duduk lesehan di atas karpet; yang menutupi tegel-tegel warna semen polos klasik.

Lebih seru ketika memasuki ruang tengah, yang dibiarkan terbuka tanpa tembok pemisah, sehingga menjadi ruangan yang luas. Di sini ada koleksi tanaman hias, kolam ikan, beberapa set meja-kursi kayu tamu dan kursi resban kayu tebal dengan motif ukiran dan tekstur klasik. Kursi ini berukuran besar, dapat memuat 5-6 orang. Di kursi ini juga kami sempat berbincang dengan para pegiat Deswita Rejosari, seperti: Tugiono, Suwadi-Kaur Kesra yang sekaligus Ketua Deswita, Wiyanto sang Guru dan Pak Kades Teguh Rahayu. Kursi resban ini dibeli dari pedagang mebel di kota Temanggung. Meskipun jaraknya jauh, namun Wiyanto berminat membeli kursi resban tersebut karena model dan motifnya antik.

Di ruang inilah kami disambut dengan minuman “welcome drink” khas Dukuh Sigarut, wedang cabe! Adalah minuman dengan rempah penghangat dan sedikit cabe segar dengan sajian menggunakan gelas ukuran sangat kecil. Sehingga satu gelas itu sekali tegukan, wedang cabe itu habis. Terbukti setelah minum wedang cabe, badan terasa hangat. Meskipun udara di dalam ruangan lebar itu sangat dingin, sejuk serasa masuk sampai tulang. Tidak heran, suasana sejuk di Griya Lesanpura ini, karena kawasan desa wisata Rejosari  Kecamatan Bansari berada di kaki gunung Sindoro.

Insya Allah Bersambung...

Monday, February 21, 2022

SUKARAJA: Setiap sudutnya ada geliat berusaha


Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 60 menit dari Hotel Horison Tasikmalaya, melewati jalan kota, sudut perkampungan, empang dan tanah pertanian terasering akhirnya rombongan studi orientasi kerajinan anyaman pandan Kabupaten Kebumen itu sampailah di desa tujuan, Sukaraja, Kecamatan Rajapolah, Tasikmalaya (19/02/2022). Acara yang dikoordinir Dinas PMD Kabupaten Kebumen ini diikuti dari unsur  Bappeda, Kecamatan, Kepala Desa, BPD, BUMDES  dan Bumdesma Kawasan  anyaman pandan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan bisnis, pengelolaan dan peluang usaha bagi pengembangan produksi anyaman pandan di Kabupaten Kebumen.

Keberadaan desa Sukaraja tidak lepas dari seorang kaya raya yang melahirkan keturunan  yang bernama H. Abdul Wajah yang mendirikan sebuah Desa bernama Sukaraja. Nama Sukaraja diambil dari kebiasaan ayahnya, Purwaja yang suka bersedekah dan menyayangi  rakyat kecil. Desa Sukaraja  berada di bawah Pemerintahan Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya yang terdiri dari 4 kedusunan, 13 RW dan 44 RT. Desa ini sejatinya telah mengalami pemekaran. Pada tahun 1988, dimekarkan menjadi dua desa, yaitu desa Sukaraja dan desa Sukanagalih.

Tiba di desa Sukaraja rombongan Didampingi pak Mamat Diskop-UKM-Perindag dan diterima Kabid Administrasi desa dan Kabid Penaataan, Pengembangan dan Kerjasama Desa Dinas PMD Kabupaten Tasikmalaya, Dodi, Kades Sukaraja, Asep Nanang, S.Pd.I dan jajaran Muspika Rajapolah. Hadir pula Ketua Paguyuban Kampung Kreatif Rajapolah dan Ketua KADIN yang sekaligus menjabat sebagai Tenaga Ahli.

 Dalam kunjungan lapangan, rombongan diajak melihat dari dekat bagaimana warga  Desa Sukaraja berkegiatan ekonomi, menekuni usaha keluarga yang sudah turun temurun dalam kerajinan anyaman. Menelusuri rumah dan gang, di dukuh Sukaruas, Sukaraja ini, hampir di setiap sudutnya penuh dengan aktivitas produksi anyaman pandan. Dari jenis produk hiasan hingga nilai pakai berbentuk tas, kotak tissue, box tempat dokumen, hantaran, tempat parcel, topi hingga beragam karpet dan hiasan dinding. Semua produk tersebut hampir sudah dipesan oleh pasar lokal, nasional maupun mancanegara.

Seperti diungkapkan Cecep, Ketua KADIN Kabupaten Tasikmalaya, fihaknya telah menjalin kerjasama program dengan lembaga Rank-A yang membantu penyaluran produk anyaman ke negara Jepang. Cecep menambahkan, bahwa kesempatan ini merupakan peluang sekaligus tantangan. "Karena pengrajin dituntut tidak hanya kuantitas produksi, namun juga dalam hal pilihan bahan yang alami dan kualitas" demikian Cecep memaparkan, sambil sesekali melepas dan mengipaskan topi anyaman yang dikenakan, untuk mengurangi panas dan keringat yang keluar, setelah sesaat berjalan keluar masuk rumah dan gang mendampingi rombongan.

Peluang pengrajin Kebumen

Seperti diungkapkan Intan, Ketua Paguyuban Pengrajin Sukaraja, bahwa  kerajinan di daerahnya justru bahan dasarnya berasal dan bergantung dari Kabupaten Kebumen. "Selama ini kami memperoleh complong pandan yang setengah jadi itu dari Kebumen. Dan di sini kami melakukan finishing produk dan memasarkannya", paparnya. Namun menurut Intan lagi, ada kesempatan bagi pengrajin Kebumen untuk berkolaborasi, seperti melalui program magang. Sehingga, menurut Intan lagi, pengrajin Kebumen melalui koordinasi Bumdes/Bumdesma dapat memproduksi kerajinan anyaman pandan hingga finish dan pemasarannya.