Monday, February 27, 2017

Menyajikan tulisan dengan menarik*)

Bagi sebagian orang kemampuan menulis, dapat digunakan sebagai jalan untuk berbagi kebaikan. Seperti halnya semangat penulis Antoni Ludfi Arifin, yang tercermin dalam bukunya "Be a Writer. Pandangan ini banyak benarnya. 


Mengapa menulis
Bagaimana tidak, karena seorang penulis adalah seorang komunikator, menyampaikan pesan, menyampaikan ilmu. Sehingga seorang penulis, jika tulisannya menebar kebaikan, membagi ilmu yang bermanfaat, maka sesungguhnya seseorang sedang membangun amal yang abadi. Karena sesungguhnya ilmu yang bermanfaat itu pahalanya mengalir terus, meski seseorang telah meninggal dunia.

Namun tidak banyak yang menyadari, bahwa manusia terbatas dalam menyerap ilmu yang dia pelajari. Untuk itu, tepatlah kita jika mengikuti kata-kata bijak dari seorang shahabat Rasul "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya".

Kendala menulis
Seringkali seseorang lebih suka berbicara, dari pada menulis, karena banyak kendala, baik teknis maupun non-teknis. Tapi alasan tersebut lebih banyak karena non-teknis, seperti macet-idenya tidak mau berkembang, alasan tidak terbiasa, sibuk dan tidak memiliki waktu,  tidak berbakat, malas membaca, banyak aturan. 

Apa benar begitu? Tapi, mengapa jika ngobrol, bisa panjang dan berlama-lama, mengasyikkan dan sampai tidak ingat waktu?

Solusi
Menulis dengan gaya bertutur! Ya, kita akan mulai dengan belajar menulis seperti halnya gaya orang bercerita. Maka akan menarik seperti orang ngobrol, runtut, mengalir, tdk kehabisan ide, bahkan dapat menulis serial.

Menulis vs. Mengarang
Menulis berdasar pada ilmu dan pengalaman. Ilmu dan pengalaman kita peroleh dari membaca, membaca buku, membaca kehidupan dan pengalaman pribadi. Sedangkan aktivitas mengarang lebih berdasar pada imajinasi dan khayalan seseorang. Sehingga hasil tulisan seorang pengarang biasa diiiiiebut karya fiksi.

Mulai menulis dari pengalaman pribadi
Setiap orang pastilah punya pengalaman belajar, pengalaman membaca dan pengalaman pribadi. Kita dapat mulai menulis dg menuliskan pengalaman pribadi kita yg paling berkesan. Sebagai contoh,  sepanjang  pagi  hari ini hingga menjelang siang, tentulah banyak pengalaman atau kejadian yang menimbulkan kesan mendalam dan kitapun dapat mulai menuliskannya. Ambil atau mintalah selembar kertas kosong.
  • Sekarang tuliskan apa pengalamn yg paling berkesan hari ini
  • Kapan waktu tepatnya kejadian yg kita alami itu terjadi
  • Dimana saat itu kita berada
  • Dengan siapa saja yg terlibat, atau siapa saja yang membantu
  • Coba ingat-ingat kembali kira_kira mengapa kejadian tersebut timbul
  • Kemudian, apa pesan utk org lain, keluarga, masyarakat atas kejadian yg kita alami
Dengan begitu ALHAMDULILLAH, kita sudah bisa menulis.  Semoga tulisan kita jadi ibadah sekaligus menjadi amal kebaikan. Bagaimana caranya? Teruslah menulis, dan menyampaikann hal-hal yang baik. Dengan semangat berlomba-lomba berbuat  kebaikan, maka kita akan bersemangat untuk terus menulis dan menyampaikan hal-hal yang bermanfaat.

Penutup


Kunci  sebuah tulisan,adalah kemampuan memilih kata, merangkainya dlm kalimat efektif, dan mengembangkannya dlm sebuah paragraf yang berurutan. Jika paragraf     berhasil kita ciptakan, sebenarnya itu sudah cukup. Namun jika masih banyak informasi   yang penting yg ingin kita sampaikan, kita dapat meempuhnya dengan beberapa cara. Diantara cara tersebut, adalah melalui teknik kronologis kejadian, urutan proses, kontras atau perbandingan dulu-sekarang, sebelum dan sesudah.

(* Disampaikan pada Workshop penulisan dan pengelolaan website instansi bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Kebumen, Tahun 2017 di Ruang Jatijajar Kompleks Pendopo Bupati Kebumen, 28-02-2017