Monday, February 21, 2022

SUKARAJA: Setiap sudutnya ada geliat berusaha


Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 60 menit dari Hotel Horison Tasikmalaya, melewati jalan kota, sudut perkampungan, empang dan tanah pertanian terasering akhirnya rombongan studi orientasi kerajinan anyaman pandan Kabupaten Kebumen itu sampailah di desa tujuan, Sukaraja, Kecamatan Rajapolah, Tasikmalaya (19/02/2022). Acara yang dikoordinir Dinas PMD Kabupaten Kebumen ini diikuti dari unsur  Bappeda, Kecamatan, Kepala Desa, BPD, BUMDES  dan Bumdesma Kawasan  anyaman pandan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan bisnis, pengelolaan dan peluang usaha bagi pengembangan produksi anyaman pandan di Kabupaten Kebumen.

Keberadaan desa Sukaraja tidak lepas dari seorang kaya raya yang melahirkan keturunan  yang bernama H. Abdul Wajah yang mendirikan sebuah Desa bernama Sukaraja. Nama Sukaraja diambil dari kebiasaan ayahnya, Purwaja yang suka bersedekah dan menyayangi  rakyat kecil. Desa Sukaraja  berada di bawah Pemerintahan Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya yang terdiri dari 4 kedusunan, 13 RW dan 44 RT. Desa ini sejatinya telah mengalami pemekaran. Pada tahun 1988, dimekarkan menjadi dua desa, yaitu desa Sukaraja dan desa Sukanagalih.

Tiba di desa Sukaraja rombongan Didampingi pak Mamat Diskop-UKM-Perindag dan diterima Kabid Administrasi desa dan Kabid Penaataan, Pengembangan dan Kerjasama Desa Dinas PMD Kabupaten Tasikmalaya, Dodi, Kades Sukaraja, Asep Nanang, S.Pd.I dan jajaran Muspika Rajapolah. Hadir pula Ketua Paguyuban Kampung Kreatif Rajapolah dan Ketua KADIN yang sekaligus menjabat sebagai Tenaga Ahli.

 Dalam kunjungan lapangan, rombongan diajak melihat dari dekat bagaimana warga  Desa Sukaraja berkegiatan ekonomi, menekuni usaha keluarga yang sudah turun temurun dalam kerajinan anyaman. Menelusuri rumah dan gang, di dukuh Sukaruas, Sukaraja ini, hampir di setiap sudutnya penuh dengan aktivitas produksi anyaman pandan. Dari jenis produk hiasan hingga nilai pakai berbentuk tas, kotak tissue, box tempat dokumen, hantaran, tempat parcel, topi hingga beragam karpet dan hiasan dinding. Semua produk tersebut hampir sudah dipesan oleh pasar lokal, nasional maupun mancanegara.

Seperti diungkapkan Cecep, Ketua KADIN Kabupaten Tasikmalaya, fihaknya telah menjalin kerjasama program dengan lembaga Rank-A yang membantu penyaluran produk anyaman ke negara Jepang. Cecep menambahkan, bahwa kesempatan ini merupakan peluang sekaligus tantangan. "Karena pengrajin dituntut tidak hanya kuantitas produksi, namun juga dalam hal pilihan bahan yang alami dan kualitas" demikian Cecep memaparkan, sambil sesekali melepas dan mengipaskan topi anyaman yang dikenakan, untuk mengurangi panas dan keringat yang keluar, setelah sesaat berjalan keluar masuk rumah dan gang mendampingi rombongan.

Peluang pengrajin Kebumen

Seperti diungkapkan Intan, Ketua Paguyuban Pengrajin Sukaraja, bahwa  kerajinan di daerahnya justru bahan dasarnya berasal dan bergantung dari Kabupaten Kebumen. "Selama ini kami memperoleh complong pandan yang setengah jadi itu dari Kebumen. Dan di sini kami melakukan finishing produk dan memasarkannya", paparnya. Namun menurut Intan lagi, ada kesempatan bagi pengrajin Kebumen untuk berkolaborasi, seperti melalui program magang. Sehingga, menurut Intan lagi, pengrajin Kebumen melalui koordinasi Bumdes/Bumdesma dapat memproduksi kerajinan anyaman pandan hingga finish dan pemasarannya.