Saturday, October 15, 2022

Serunya Bermalam di Griya Lesanpura Deswita Rejosari


Bertempat di homestay Griya Lesanpura, rombongan studi banding kawasan pedesaan diterima oleh Kades Desa  Wisata (Deswita) Rejosari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, Teguh Rahayu (9/10/2022). Rumah yang dirancang oleh pemiliknya Wiyanto-seorang guru sejarah di SMP Negeri 2 Kretek Wonosobo ini memilih gaya arsitektur kuno dengan banyak memasukkan ornamen klasik ini mengingatkan kita pada sejarah, jauh ke masa "zaman pewayangan". Nama Lesanpura ini mengambil dari nama sebuah kerajaan asal ksatria dalam tradisi pewayangan Jawa, Satyaki, yang merupakan sepupu Kresna dan Pandawa. Styaki tinggal di kasatriyan Swalabumi.

Bergaya elektik

Rumah ini bukan bangunan peninggalan kuno. Rumah ini dibangun tahun 2010.  Menurut penuturanya bangunan ini belum selesai, karena Wiyanto sangat selektif dalam memilih model bangunan hingga perabotannya. Plafon yang tinggi, hiasan di atas genteng, daun pintu hingga engsel, ukiran pada “umpak” pilar utama rumah.  Pemilihan warna cat tembok yang dominan putih “broken white”, sedangkan warna cat kayu kombinasi hijau tua dengan kuning. Kesemuanya mencirikan bangunan kuno layaknya sebuah “padepokan”.

Memasuki ruangan rumah, di setiap dindingnya banyak dihiasi pigura bergambar presiden Soekarno dan presiden  Suharto dengan berbagai situasi. Termasuk ketika Presiden Soekarno berdampingan dengan Presiden AS John F. Kenedy. Gambar foto-foto tersebut berukuran besar seperti poster. Sekilas ruangan-ruangan ini terkesan seperti “museum” sejarah.

Di dalam ruangan, langka terlihat perabot. Hanya terdapat beberapa meja credenza klasik, tanpa kursi. Kami berkumpul, makan, mendengarkan paparan dari pejabat Bappeda, PMD Pemkab Temanggung dan pak Kades Teguh Rahayu, malam itu dengan duduk lesehan di atas karpet; yang menutupi tegel-tegel warna semen polos klasik.

Lebih seru ketika memasuki ruang tengah, yang dibiarkan terbuka tanpa tembok pemisah, sehingga menjadi ruangan yang luas. Di sini ada koleksi tanaman hias, kolam ikan, beberapa set meja-kursi kayu tamu dan kursi resban kayu tebal dengan motif ukiran dan tekstur klasik. Kursi ini berukuran besar, dapat memuat 5-6 orang. Di kursi ini juga kami sempat berbincang dengan para pegiat Deswita Rejosari, seperti: Tugiono, Suwadi-Kaur Kesra yang sekaligus Ketua Deswita, Wiyanto sang Guru dan Pak Kades Teguh Rahayu. Kursi resban ini dibeli dari pedagang mebel di kota Temanggung. Meskipun jaraknya jauh, namun Wiyanto berminat membeli kursi resban tersebut karena model dan motifnya antik.

Di ruang inilah kami disambut dengan minuman “welcome drink” khas Dukuh Sigarut, wedang cabe! Adalah minuman dengan rempah penghangat dan sedikit cabe segar dengan sajian menggunakan gelas ukuran sangat kecil. Sehingga satu gelas itu sekali tegukan, wedang cabe itu habis. Terbukti setelah minum wedang cabe, badan terasa hangat. Meskipun udara di dalam ruangan lebar itu sangat dingin, sejuk serasa masuk sampai tulang. Tidak heran, suasana sejuk di Griya Lesanpura ini, karena kawasan desa wisata Rejosari  Kecamatan Bansari berada di kaki gunung Sindoro.

Insya Allah Bersambung...