Tuesday, October 25, 2016

Mengikuti Tugas Belajar Pasca Sarjana di UGM Yogyakarta, banyak memperoleh kemudahan

Mendapat kesempatan mengikuti tugas belajar pasca sarjana di UGM tahun 1999 itu, tentulah merupakan pengalaman yang mengesankan. Kesempatan ini tidak lepas dari ditetapkannya  Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen sebagai lokasi Proyek Intensifikasi Pengendalian Penyakit Menular (Intensified Communicable Desease Control Project) dari Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Depkes RI. Dari komponen kegiatan proyeknya menyediakan biasiswa  pasca sarjana untuk  program tugas belajar epidemiologi dan non-epid.

Lulus seleksi  program MMPK
Dari Kabupaten Kebumen, aku diusulkan mengikuti test seleksi tertulis nasional  program biasiswa  pasca sarjana non-epid yang diselenggarakan di FK-UGM Yogyakarta. Dari hasil seleksi  tertulis tersebut, aku termasuk peserta yang dinyatakan lulus dan harus mengikuti pemberkasan di Dirjen P2M Depkes RI.

Setelah dinyatakan lulus administrasi, maka sejak bulan September 1999 aku memulai serangkaian tugas belajar itu. Program pendidikan yang aku ikuti adalah  Program pasca sarjana magister manajemen pelayanan kesehatan (MMPK) pada  Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat., Fakultas Kedokteran-UGM Yogyakarta.

Rumah kost di Jalan Kaliurang
Dengan sistem perkuliahan reguler, dari Senin hingga Kamis  sampai malam hari, mengharuskan aku untuk mencari dan menempati rumah kost di Yogyakarta. Kali ini aku bersama lagi dengan rekan seperjuangan dari SPG, SPAG dan UT, yaitu Sonhaji yang berangkat selaku utusan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. Setelah berjuang selama beberapa hari mencari rumah kost, akhirnya aku berdua menemukan di komplek perumahan Jalan Pandega Padma I, Jalan Kaliurang Km 4 dekat Apotik Kentungan, Yogyakarta.

Rumah kost ini aku pilih dengan pertimbangan ekonomis dan praktis. Ekonomis artinya terjangkau untuk kocek mahasiswa yang sudah berkeluarga. Praktis dalam hal jangkauan transportasi menuju kampus, baik ketika menggunakan motor atau ketika naik bis kota sangat mudah. 

Ketika naik bis kota menuju kampus UGM, aku naik  bis kota yang dari kaliurang, dan turun persis di depan RSUP Dr. Sardjito. Untuk mencapai lokasi kampus Jurusan IKM Fakultas Kedokteran, aku hanya  jalan kaki, melintasi kampus Kedokteran Forensik.  Dibelakang kampus kedokteran forensik itulah komplek kampus Jurusan IKM. Pada jurusan IKM sendiri, terdapat beberapa program pasca sarjana, diantaranya magister manajemen pelayanan kesehatan, manajemen obat, manajemen Rumah sakit, manajemen Gizi kesehatan dan manajemen promosi kesehatan.


Lulus TOEFL dengan sekali ujian
Ketika  mahasiswa baru, harus menyerahkan hasil test TOEFL yang dipersyaratkan, dengan minimal score 450, aku segera ikut mendaftar. Di UGM test TOEFL dilayani di Pusat Pelatihan Bahasa UGM. Di sana tersedia bermacam-macam layanan test TOEFL. 

Ada jenis layanan test saja, ada pula layanan test dengan bimbingan kursus sebagai pendahuluan. Tarif biayanyapun  bervariasi, dari Rp 15.000,-Rp 350.000,-  Alhamdulillah dan sangat bersyukur, aku lulus dengan sekali ujian dengan biaya Rp 15.000,- Aku juga melihat rekan, yang mendaftar test TOEFL, ada beberapa tidak lulus, bahkan harus mengulang beberapa kali test, hingga lulus test dengan score minimal yang ditetapkan.

Lolos menjadi peneliti Puslit IKM FK-UGM
Suatu saat ada seleksi peneliti untuk sebuah project penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Ilmu Kesehatan Masyarakat (Puslit IKM) FK-UGM yang berasal dari mahasiswa. Rencananya akan diambil tujuh orang peneliti. Untuk melakukan riset payung, yang akan meneliti keberadaan dan kinerja Pusat Informasi dan Penanggulangan Krisis Kesehatan (PIPKK) yang ada di tingkat kabupaten.

Akupun mengikuti proses seleksi tersebut, dan sangat berharap dapat ikut terpilih sebagai peneliti dalam kegiatan besar itu. Mengapa? Bagiku kegiatan penelitian tersebut sungguh sangat bermanfaat. Bagaimana tidak? Dengan ikut terlibat dalam kegiatan riset tersebut, peneliti dalam hal ini mahasiswa dapat mengambil bagian dari tema besar penelitian tersebut, untuk diperdalam menjadi thesis. Sehingga dengan ikut menjadi peneliti, di satu sisi, mendapat pengalaman sebagai peneliti dan memperoleh fasilitas pendukungnya. Di lain fihak, aku dapat sekaligus menyiapkan bahan thesis pribadiku. Tiba saat waktu pengumuman, dari ketujuh peneliti yang dinyatakan lolos seleksi, Alhamdulillah aku ikut diantaranya.

Dan benar, aku memperoleh banyak manfaat menjadi peneliti Puslit IKM FK-UGM. Aku berkesempatan melakukan pengumpulan data di Kabupaten Gunung Kidul-Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Purworejo-Jawa Tengah. Sekaligus aku dapat menyelesaikan thesisku, melalui pendalaman sub tema riset imbalan kinerja di Kabupaten Purworejo.

No comments:

Post a Comment