Wednesday, May 11, 2016

Hadiah terindah itu adalah Nadiyyah

Namanya Nadiyyah Aulia Fajrin
Aku bersepakat dengan isteri, untuk memberi nama anakku yang ke tiga itu  Nadiyyah Aulia Fajrin. Nama itu memiliki kisah dari arti kata yang ada di dalamnya. Nadiyyah dalam sastra arab berarti pohon yang senantiasa basah oleh embun. Aulia mengandung arti orang suci. Sedangkan fajrin menyerap makna waktu fajar. Dari keseluruhanya, Nadiyyah Aulia Fajrin, mengandung kisah telah lahir seorang anak yang suci dan sejuk, karena senantiasa terbasuh embun pagi hari.

Hadiah terindah
Nadiyyah, demikian nama panggilannya dalam keluarga, proses tanda  lahirnya diawali saat fajar menjelang shubuh. Dengan persiapan secukupnya, aku mengajak isteriku untuk bersalin di RSUD Kebumen. Dengan harapan dalam waktu yang tidak terlalu lama, anakku sudah lahir. Saat itu, aku dan istriku tidak berada di rumah. Sudah hampir sebulan, kami menempati rumah dinas istriku, yaitu sebuah klinik kesehatan yang ada di desa. Jarak dari klinik tempat isteriku ke RSUD kira-kira sepuluh kilo meter. Dengan  menggunakan jeep Daihatsu Feroza tua, kami keluar rumah, melintas sepi. Kami melaju, menembus kegelapan jalan pedukuhan yang dingin menuju rumah sakit. Dan benar, selang tidak begitu lama berada di ruang pemeriksaan  dan belum sempat petugas rumah sakit membawanya masuk ke ruang persalinan, isteriku bersalin. Bayi anakku lahir. Allah memberiku hadiah terindah. Mengapa terindah? Karena kelahiran anakku Nadiyyah ini penuh surprised dan penuh rasa syukur. Pertama, anakku lahir sehat fisik maupun mental, meskipun dalam hitungan umur  kehamilan, lebih awal empat minggu dari hari perkiraan lahir menurut dokter ahli kebidanan. Kedua, anakku lahir perempuan, telah menjadi lengkaplah anakku laki-laki dan perempuan. Ketiga, subhanallah, Allah mengaruniai tiga anakku lahir semuanya di hari ahad dan Keempat, Nadiyyah anakku, lahir tepat pada saat hari ulang tahunku, 29 Nopember 2009.

Awal yang memprihatinkan
Nadiyyah tergolong lahir premature, empat minggu lebih awal dari perkiraan lahirnya. Kkondisi ini, berdampak pada banyak hal setelah kelahirannya. Hal yang paling mudah dilihat adalah pengaruhnya pada berat badan. Nadiyyah termasuk bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), karena hanya dua kilo empat ons. Pada hari-hari pertamanya, warna kulitnya muncul kekuningan. Yang oleh dokter dijelaskan karena ada gangguan bilirubin. "Tapi kondisi kekuningan ini dapat diatasi dengan cara menjemur bayi pada sinar matahari pagi. Waktunya bisa setiap hari, dari kira-kira jam 07.00 sampai dengan jam 08.00 satu jam sudah cukup, dengan membolak-balikkan posisi badan bayi. Agar semua bagian tubuh bayi, baik depan atau belakang dapat terkena sinar matahari. Pada saat posisi telentang, mata bayi dapat ditutup dengan sapu tangan atau kain, agar sinar matahari tidak langsung mengenai matanya" Demikian pesan petugas RSUD. Selain, itu bayi Nadiyyah tangisnya lirih, rambut lanugo-nya tumbuh banyak di bagian tubuhnya. "Ini salah satu tanda bayi pre-mature. Tanda yang lain, biasanya sutura pada kepala belum rapat, sehingga seperti ada rongga. Tapi jangan khawatir, nanti berangsur akan kembali normal. Asal minum ASI-nya kuat" Demikian  Bidan RSUD menambahkan keterangan. Setelah berat badannya dianggap normal, bayi Nadiyyah diperbolehkan pulang. Sebelumnya, setelah lahir, selama tiga hari bayi Nadiyyah menjalani perawatan perinatal.
Tiga hari pertama  di rumah, Nadiyyah  minum ASI-nya tidak kuat. Melihat kondisi seperti itu,aku dan  isteriku  panik. Pada saat yang bersamaan istereiku merasakan bahwa ASInya macet. Sementara si mungil Nadiyyah tergolek diam. Menangispun lirih suaranya. Pada hari keempatnya aku membawa Nadiyyah kembali ke RSUD. Pikirku agar memperoleh perawatan di Rumah Sakit. Setelah konsultasi dengan dokter spesialis anak, disarankan agar menjaga kehangatan tubuh bayi.   "Bayi pre-mature biasanya ada yang gak mau minum (mimik), karena lingkungan sekelilingnya relatif dingin. Untuk itu perlu menjaga agar bayi merasa hangat. Untuk  menjaga kehangatan  dan kesehatan tubuh bayi, dapat dilakukan dengan meletakkan lampu pijar dengan jarak kira-kira 60 cm. Ini  berguna untuk mencegah bayi mengalami hypothermi. Jika hangat, bayi akan mau minum susu" Jelas dokter Pras, sepesialis anak.

Sejak itu, aku menyiapkan 'inkabator' sederhana untuk Nadiyyah. Dengan memanfaatkan lampu belajar, aku pasang-arahkan tepat di bawah tempat tidur bayi. Posisi lampu menghadap ke atas dengan sorot cahaya lampunya mengenai tepat posisi tubuh bayi. Jarak lampu ke tubuh bayi kira-kira 60 cm. Lampu dinyalakan sepanjang waktu terutama pada bula-bulan pertama. Tatalaksana ini aku lakukan hingga Nadiyyah berumur tiga bulan. Sesudahnya, lampu sorot itu hanya dinyalakan pada saat-saat tertentu, jika dipandang perlu. Tetapi, pemberian lampu itu sangat membantu dan berguna bagi bayi pre-mature. Berangsur, kondisi kesehatannya makin bagus, dan berat badannyapun berangsur meningkat. Walaupun hingga bulan ketiga, bayi anakku memiliki berat badan terendah diantara bayi seumurnya di Pos Penimbangan Balita.

Pengalaman menariknya bahwa lampu listrik dan  pijat bayi dapat merangsang nafsu makan dan meningkatkan pertumbuhan berat badan bayi. Pada bulan keempat hingga bulan keenam, berat badan anakku naik terus, Anakku terus bertumbuh. Nadiyyah bertambah berat dan bertambah tinggi. Di bulan ke tujuh berat badan anakku menjadi tertinggi diantara bayi yang seumur di Pos Penimbangan. Bahkan secara fisik postur tubuhnya sama dengan balita yang berumur setahun di atasnya. Tidak hanya pertumbuhan fisiknya, juga perkembangan motorik, kemampuan bahasa dan kecepatan responya mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Tiga tahun yang cemerlang
Pertumbuhan dan perkembanga Nadiyyah tergolong istimewa. Diusianya yang dini, kemampuan berbicara dan berjalan berlangsung cepat. Nadiyyah banyak tertarik pada musik, gerak ritmis dan berbicara dengan kalimat lengkap dan utuh. Bahkan Nadiyyah sering menanyakan secara kritis.tentang banyak hal.


Pernah aku mendengar percakapan isteriku denganya pada suatu waktu. Saat ketika menjemputnya pulang dari sekolah play-group. Pada usianya sekarang, seringkali sulit diajak tidur siang sepulangnya sekolah. Sehingga ibunya harus mengarahkan ceritanya sepanjang perjalanan pulangnya. Suatu siang, isteri dan anakku melewati kendaraan berat excavator yang ditinggal operatornya sedang istirahat. Kendaraan berat itu berada di tengah saluran air, yang sedang dikeruk karena mungkin  telah terjadi pendangkalan. Melihat excavator yang besar dan diam di dasar sungai yang dalam itu, tiba-tiba mengusik akal kreatif isteriku untuk mulai bercerita pada anakku. "Nadiyyah, coba lihat excavator itu, dia juga sedang bobok (tidur) siang..." Ucap isteriku memulai cerita untuk mengarahkan anakku. Agar nantinya ketika sampai di rumah, anakku juga mau tidur siang. Dengan cerita pembuka itu, isteriku berharap, anakku paling tidak merespon mengiyakan, seperti: O ya excavator bobok juga ya bu? Tetapi, subhanallah. Jawaban anakku di luar dugaan. "Apa excavator punya mata bu? Apa excavator bisa tidur?" Tanya anakku. Dan isteriku  seketika kaget campur geli dalam hati. Sejurus kemudian isteriku hanya tersenyum sendiri mengingat peristiwa yang barusaja terjadi.

No comments:

Post a Comment