Wednesday, May 11, 2016

Bertemu dengan keluarga Sabaryanto

Bapak dan ibu Sabaryanto, yang keduanya saat ini sudah meninggal, adalah salah satu pejabat struktural di Dinas Kesehatan Kabupaten. Beliau tinggal di rumah kontrakan di Jalan Nusatenggara Kebumen, bersama isteri dan ketiga anaknya, Mafakir, Khalim dan Udin, serta seorang keponakan. Rumah tinggal miliknya ada di Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, ditempati Ibunya. Sesekali waktu keluarga ini pulang untuk menjenguk dan melihat keadaan rumahnya.
Aku diterima hangat di keluarga ini. Memasuki rumah kontrakan itu, meskipun sempit, tapi terasa lega dan menentramkan. Kesederhanaan dan keikhlasan inilah yang membuat aku merasa “teduh”. Makanan dan minuman yang dihidangkan terasa nikmat. Hingga tidur di tempat tidur yang berdesakanpun, terasa nyenyak, hingga dapat menghilangkan rasa penat sepanjang hari perjalanan.

PNS sebagai pilihan hidup
Jika dibandingkan ketika hidup sebagai wiraswasta dengan kondisi finansial yang jauh lebih baik, namun hidup sebagai PNS merupakan pilihan terbaik bagi Bapak ini, Menurutnya, meskipun harus hidup sederhana, namun lebih tenang dan mulia. Jadi PNS harus dapat mengikuti aturan birokrasi, bekerja sesuai tugas pokok dan fungsinya. Melayani masyarakat, dan siap menerima tugas setiap saat.

Banyak petuah, penuh keluhuran budi
Bapak dan ibu Sabaryanto bagiku merupakan pintu masuk kehidupan di Kebumen. Dari pergaulan sehari-hari dengan keluarga ini, aku memperoleh banyak pelajaran hidup, makna bekerja, kemandirian, harga diri dan yang paling penting adalah kejujuran.
Bagi seorang Bapak ini kejujuran, adalah nilai tertinggi. Karena nilai itu akan langsung berurusan dengan Tuhan. Manusia dengan manusia lain bisa menutupi ketidakjujuran, namun tidak dengan Tuhan. Suatu saat Tuhan akan menunjukkan kepada dunia siapa sebenarnya orang-orang yang jujur. Dan Tuhan akan memberikan ganjaran yang setimpal.
Beberapa prinsip dan konsep hidup lainnya banyak yang aku terima dari beliau. Namun yang aku sangat terkesan sebagai orang muda yang nol pengalaman hidup adalah seperti: "Dekatlah dengan tempat kerja", Jaga jeneng, maka kau akan akan mendapatkan jenang dan harga diri akan muncul ketika kita menghargai orang lain.

Mengenal ragam bahasa Kebumen
Selain itu, aku juga banyak mendengar dari keluarga ini tentang sikap, perilaku, kebiasaan, adat-istiadat, hingga budaya sebagian masyarakat Kebumen. Dari logat bicara hingga istilah-istilah lokal yang sangat khas Kebumen.
Bahasa daerah Kebumen termasuk ragam bahasa ngapak.Bahasa ngapak biasanya memiliki ciri khas dalam tempo, logat “a” dan penekanan berat di akhir kalimat. Berbeda dengan bahasa masyarakat Solo, Jogja dan daerah-daerah sekitarnya, banyak menggunakan logat “o”. Masyarakat Kebumen menamakan logat bahasa dengan logat “o” itu sebagai bahasa “bandek”.  Bahasa yang halus, digunakan oleh kalangan priyayi dan kaum terpelajar. Sementara, bahasa Kebumen, dianggap sebagai bahasa masyarakat kebanyakan dan mencerminkan keakraban.
Selain itu, bahasa Kebumen memiliki padanan kosa kata yang sangat banyak. Masyarakat mengerti  istilah dalam bahasa “bandek”, tetapi mereka juga memiliki padanan kosa kata bandek itu dalam bahasa ngapak. Bahkan bisa memiliki padanan kata yang lebih banyak lagi. Di daerah Kebumen “kulon kali”-untuk menyebut daerah di sebelah barat sungai luk-ulo,  relatif lebih banyak memiliki kosa kata. Sehingga untuk  menyebut sebuah benda atau aktivitas, bisa beragam namanya.



No comments:

Post a Comment