Oleh-oleh “ngaji”
dari Kabupaten Bojonegoro
Perintah
untuk pindahan ini aku terima, ketika Bapak H. Adi Pandoyo, SH, Msi,
memanggilku dan Kepala Bappeda, Drs. H.
Sabar Irianto. “Beliau Pak Bupati memerintahkan agar kantor UPTP2K segera
pindah, segera setelah pulang dari sini” Demikian perintah Bapak Sekda kepada
aku dan pak Sabar pada kesempatan acara kunjungan lapangan
melihat embung mini yang dikelola masyarakat. Kegiatan kunjungan lapangan ini
merupakan rangkaian kegiatan kunjungan kerja Pemkab Kebumen tentang pengentasan
kemiskinan di Kabupaten Bojonegoro.
Kunjungan
kerja ke Kabupaten Bojonegoro-Jawa Timur, yang berlangsung satu hari, pada 29
Juni 2016 itu dipimpin langsung Bupati Kebumen, Ir. H. Muhammad Yahya Fuad, SE.
Tujuannya secara khusus membahas dan “ngaji” trik mengelola pemerintahan dalam
mengentaskan kemiskinan. Diikuti oleh para pimpinan SKPD yang terkait dalam
program percepatan penanggulangan kemiskinan di Kebumen, termasuk UPTP2K
Kebumen.
Dalam
pertemuan itu, ada tiga agenda yang
dibahas bersama Bupati Bojonegoro, Kang Yoto-sapaan akrab Bupati Suyoto. Tiga
agenda tersebut adalah bagaimana upaya –upaya yang ditempuh dalam mengentaskan
kemiskinan, mengelola pengairan untuk mengantisipasi kekeringan pada saat
musimkemarau, serta upaya dalam
menanggulangi bencana.
Dalam
kesempatan itu, Bupati Kebumen menyampaikan maksud kedatangannya ke Kabupaten Bojonegoro. “Mengingat
Kebumen masih menjadi kabupaten termiskin di Jawa Tengah, dengan tingkat
pergerakan ekonomi yang relatif lambat. Untuk itulah,kiranya dapat belajar
banyak dari Bupati dan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro ini”.
Kantor UPTP2K lama merupakan paket bangunan lama
Bagi
aku dan teman-teman UPTP2K, menempati kantor yang baru itu sangatlah surprise. Jika dibandingkan dengan
keadaan kantor lama. Yaitu bekas rumah dinas Kepala DPU Kebumen dan relatif
sudah sangat tua. Sehingga wajarlah, jika banyak persoalan ketika harus
ditempati. Sejak dari daya listrik yang tidak stabil, hingga menyebabkan beberapa
komputer jaringan dan printer rusak. Aku dengar, biang keladi dari masalah ini
karena kualitas instalasi yang sudah puluhan tahun terpasang.
Apalagi
jika turun hujan. Air masuk, dari atas-bawah. Dari atas terjadi karena talang
tidak dapat menampung air hujan. Sehingga air meluap ke dalam ruangan. Sedangkan
dari bawah, air masuk karena saluran pembuangan-yang berada tepat di depan
pintu, lobangnya sangat kecil jika dibandingkan dengan debit air yang terkumpul
dari hampir seluruh bangunan di kompleks DPU itu. Akibatnya, ruang garasi yang
disulap jadi ruang rapat itu, dalam sekejap banjir! Bukan hanya itu saja, dari
luas bangunan sangat terbatas. Sehingga tempat parkir, ruang tunggu dan ruang
kerja jika dibandingkan jumlah petugas, kurang. Akibatnya beberapa petugas
menempati ruang rapat.
Sensasi
ruang kantor pejabat publik
Keadaan
di kantor yang baru sangat berbeda.. Rumah dinas ini, sebelumnya adalah Rumah
Dinas Ketua DPRD. Sekda juga pernah menempati sebagai rumah dinas. Sehingga
baik dari kondisi gedung kantor, luas bangunan dan ketersediaan ruangan, serta
peralatan yang ada, sangatlah memadai.
Ketika
memasuki kompleks gedung ini, di bagian depan ada tempat parkir, dua ruang
penjaga dan ruang pelayanan kesehatan/PPPK. Setelah melewati teras, ada ruang
pelayanan front office dan back office serta ruang tunggu. Masuk
melewati pintu tengah, ada ruang konsultasi, ruang tamu dan meja pelayanan call center 383-222 ambulance gratis
bagi warga miskin. Ada ruangan untukku sebagai Kepala UPTP2K. Di sebelah dalam,
ada ruang tata usaha.
Menuju
ke arah dapur, ada ruang terbuka dengan setting untuk rapat. Ruang ini cukup
luas, karena dapat menampung lebih dari 30 orang dengan meja kursinya. Bagiku
dan teman-teman UPTP2K ruang ini bisa dibilang sebagai ruang favorit untuk
berkumpul, ketika rapat, maupun sekedar istirahat menghirup udara segar.
Disekeliling ruang rapat itu, aku sediakan display data kegiatan layanan, profil dan tabel distribusi frekuensi indikator
kemiskinan.
Dari
ruang rapat itu, ada akses yang menghubungkan ke dua ruangan- untuk istirahat petugas
call center maupun sopir ambulance. Di sebelah baratnya ada mushola dan kolam
ikan, dapur dan gudang. Sedangkan,
disebelah barat ruang utama, ada garasi yang cukup menampung dua unit
ambulance.
Kantor baru
performa baru
Harapannya
dengan pindah di kantor yang baru, UPTP2K dapat meningkatkan kinerja
pelayananya pada warga miskin. Disamping itu, masyarakat miskin yang dilayani
dg performa kantor dan petugasnya yang memadai tentu sangatlah menyenangkan.
Bahkan
di awal-awal menempati gedung kantor baru ini, banyak pengunjung warga miskin
yang akan mengajukan permohonan bantuan, harus melepas sandal! Karena menurut
mereka sayang juika ruangan yang bersih ini kotor oleh sandal. Aku sampaikan pada mereka, bahwa kantor baru
dan penampilan baru seperti ini, adalah bentuk komitmen Pemkab Kebumen dalam
melayani warga miskin. “Warga miskin datang ke kantor ini saja sudah membawa
beban berat. Kita yang di sini, mestinya bisa meringankannya dengan cara
membuatnya merasa nyaman” Demikian pesan yang sering aku sampaikan pada
teman-teman kerjaku di UPTP2K.
Bergabungnya
Call center ambulance gratis bagi
warga miskin
Kesemarakan
pelayanan di kantor baru UPTP2K makin terasa dengan digabungkannya pelayanan
call center ambulans gratis bagi warga miskin di Kebumen. Terhitung mulai
tanggal 11 Oktober 2016, sistem dan layanan call center dipindahkan dari Dinas
Kesehatan ke UPTP2K.
Penggabungan
layanan ini tentulah dengan pertimbangan nilai efektivitasnya. Agar untuk
layanan warga miskin, dapat dilayani secara terpadu di UPTP2K. Untuk mendukung program inipun Pemkab telah
melakukan rekruitmen petugas khusus operator call center sebanyak tujuh orang.
Disamping itu ada dua orang tenaga pengemudi ambulans yang memungkinkan stand
by jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
No comments:
Post a Comment