Pengalaman menulis e-Book dan “menerbitkannya” ternyata tidak semenantang
ketika tulisanku berhasil pertama kalinya dimuat dalam kolom Wacana di
harian surat kabar Suara Merdeka. Menulis artikel di koran sangatlah
ketat aturannya dan sangat kompetitif. Seperti lolos dari lubang jarum!
Bagaimana tidak? Ketika artikel dapat dimuat di surat kabar harian,
minimal tulisan itu telah memenuhi tema saat harian itu terbit.” Sehingga haruslah
kita mengetahui tema harian atau minimal tema mingguan surat kabar” Itulah
kira-kira saran yang diberikan Pak Cocong-seorang Redaksi Senior Wacana, Harian
Suara Merdeka. Seringkali aku menulis
dan mengirimkannya ke harian surat kabar dan tidak dimuat, itu karena tema tulisanku sudah lewat.
Memahami tema surat kabar
Tema di harian surat kabar, jika aku perhatikan berubah setiap hari atau
minggu. Untuk itu, aku harus mengetahui dan mencoba mengikutinya. Dalam hal
ini, aku harus mengetahui atau memiliki daftar event penting atau hari-hari besar nasional selama satu tahun. Dengan
demikian, aku dapat menyiapkan tulisan untuk suatu tema sesuai event atau hari
besar tertentu. Aku ingat ketika menulis artikel tentang kualitas pelayanan
kesehatan, dimuat dua hari setelah peringatan Hari Kesehatan Nasional, 12 November
beberapa tahun lalu.
Hal lain yang dapat menjadi tema surat kabar, adalah adanya peristiwa atau
fenomena yang menjadi trending topic
di masyarakat. Tetapi, dengan menulis sesuai tema penerbitan pun ternyata tidak
jaminan dimuat dalam harian surat kabar. Hal ini, disebabkan penulis
kolom untuk satu tema penerbitan itu sangatlah banyak Sedangkan jumlah artikel yang tersedia dalam
satu kolom, tentulah sangat terbatas. jumlahnya.
Memenuhi kriteria kualitas penulisan yang
disyaratkan
Sebut saja misalnya dalam kolom Wacana Suara Merdeka, rata-rata hanya
tersedia dua artikel. Dari dua itupun masih dibagi menjadi dua, yaitu Wacana
Nasional dan Wacana Lokal. Praktis ketika kita membidik tulisan kita untuk
dimuat dalam Wacana Lokal, maka kuota yang tersedia, hanya satu artikel! Sehingga ketika tulisan kita dimuat dalam
kolom, seperti Wacana misalnya,
sungguh, tulisan kita telah berhasil
menyisihkan ratusan tulisan pesaingnya.
Sehingga, penting bagi kita untuk mengetahui standar kualitas tulisan yang
dipersyaratkan oleh surat kabar. Pernah
suatu kali, aku menanyakan perihal nasib tulisan yang aku kirimkan. Jika secara
tema, aku yakin masuk, tetapi sampai dua minggu sejak aku kirim via e-mail, tak
kunjung terbit juga.
Menjalin komunikasi dengan redaksi
Ketika tulisan itu aku perbaiki dan aku kirimkan kembali sesuai yang disarankan redaksi, namun hingga kini tulisan itu tidak pernah dimuat. Aku sadar, walaupun sudah aku perbaiki naskah tulisanku sesuai persyaratan jumlah karakter huruf, namun secara tema jelas sudah lewat dan tidak sesuai. Meskipun tulisanku akhirnya tidak dimuat, aku tetap salut pada dewan redaksi Wacana yang memberikan layanan terbaiknya.
No comments:
Post a Comment