Friday, May 1, 2020

Setiap orang (Kebumen) berhak untuk sejahtera

Pengantar

Topik ini menjadi sangat penting untuk saya tulis, karena saya meyakini bahwa masyarakat Kebumen suatu masa dapat meraih kesejahteraan. Terbebas dari belenggu kemiskinan. Seperti yang diberitakan di media massa maupun media pemerintah. Kebumen saat ini menyandang masalah kemiskinan tertinggi di Jawa Tengah. Kalau ini adalah sebuah visi  atau harapan, maka saya ingin sekali menuliskannya. Paling tidak karena tiga alasan. Pertama, saya yakin bahwa visi itu realistis dan dapat dicapai. Karena menjadi sejahtera adalah hak rakyat dan sudah menjadi kewajiban pemerintah bersama rakyat untuk mewujudkannya.

Kedua,  saya mengalami sendiri.  Meskipun saya tidak lahir di kebumen, namun keseluruhan masa hidup saya lebih banyak tinggal di kebumen. Saya banyak mengenal orientasi nilai dan budaya, kehidupan, mata pencaharian, bahasa dan sistem kekerabatan serta tradisi masyarakat Kebumen.  Secara tipologi budaya, banyak pakar mengakui bahwa masyarakat Kebumen memiliki karakteristik budaya yang positif seperti keeratan sosial dan nilai juang yang tinggi serta terbuka. Nilai budaya ini dapat menjadi modal dasar yang besar untuk membangun Kebumen yang maju. Dengan pemimpin yang berpijak pada kepentingan rakyat Kebumen, visi itu akan dapat diwujudkan.

Ketiga, saya merasakan bagaimana sesaknya dada ini ketika saya mendengar kabar santer , meski hanya cerita dari mulut ke mulut,  di tengah kita masih banyak masyarakat yang rela bahkan bersikeras agar dicatat sebagai orang miskin. Alasannya sederhana. Untuk mendapatkan bantuan. Sementara, masih ada ratusan bahkan ribuan orang lainnya, yang nyata miskin bahkan sangat miskin, tidak tercatat. Akibatnya selalu lolos dan terabaikan dari fasilitas dan bantuan bagi orang miskin.

Harapan setiap orang Kebumen sejahtera saya yakin akan terwujud. yaiitu sejahtera yang sesungguhnya, bukan karena program bantuan. Namun sejahtera karena kekuatan dan  kemampuan yang lahir dari masyarakat, sebagai akibat dari keyakinan nilai agama yang dijunjung tinggi, kekuatan berusaha dan kebersamaan membangun antara masyarakat, pemerintah, dunia usaha, pendidikan dan tenaga kerja. Meskipun hubungan antar sektor itu, kondisi saat ini terasa tidak saling berhubungan. Sebut saja anatara sektor pendidikan dan tenaga kerja, menunjukkan hubungan yang tidak linear. Output dunia pendidikan mestinya memberi sumbangan bagi pemenuhan kebutuhan tenaga kerja. Sehingga jika dihubungkan dengan kesejahteraan, maka meningkatnya jumlah lulusan perguruan tinggi, mestinya mengindikasikan meningkatnya kesejahteraan. Bukan sebaliknya. Barangkali inilah tantangan dunia pendidikan dan tenaga kerja kita.

Tentunya butuh sebuah konsep membangun yang komprehensif dan terencana. Komprehensif, karena untuk mewujudkan kondisi masyarakat yang sejahtera sangatlah banyak komponen yang harus disempurnakan. Baik infrastruktur, ekonomi, sosial, pendidikan dan ketrampilan, pelayanan kesehatan maupun lingkungannya. Terencana, artinya harus memiliki tahap-tahap pencapaian yang terukur yang mencerminkan strategi dan priotitas penyelesaian masalah yang dibutuhkan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan.

Konsep sejahtera dan tantangan yang dihadapi masyarakat Kebumen saat ini
Menghimpun kekuatan Kebumen
Menggagas strategi dan memetakan jalan kesejahteraan Kebumen
Penutup
(Maaf belum selesai)

Selamat memperingati Hari Pendidikan dan Hari Buruh 2020
dari rumah Perumahan Bougenville, 02 Mei 2020

No comments:

Post a Comment