Tuesday, May 26, 2020

Apa bagian yang paling susah dari menulis sebuah buku?

Ini adalah tulisan sebagai kontribusi jawaban saya atas pertanyaan di platform tanya-jawab, tentang banyak hal, sesuai pilihan kita. Setiap pengunjung dapat berkontribusi sebagai penanya dan atau sebagai penjawab. Menurut saya platform ini menarik, karena dapat menjadi komunitas online atau forum diskusi. Untuk melihat Jawaban dan pertanyaan saya dapat klik di https://id.quora.com/profile/Cokro-Aminoto
Buku adalah sebuah karya yang butuh kemampuan dan kemauan keras untuk mewujudkannya. Prosesnya sejak menentukan sebuah ide, mulai menulis hingga menyiapkan lay-out sebuah buku, bagi sebagian orang merupakan proses yang tidak mudah. Butuh keekunan, tekad yang kuat serta semangat yang terus membara. Hal terakhir ini, bagi saya pribadi merupakan bagian yang sulit. Namun bukan berarti tidak dapat diatasi.
Membangun motivasi
Kalau kemampuan, pastilah untuk menulis buku diperlukan kemampuan membaca dan menulis berdasarkan teknik-teknik menulis yang dapat dipelajari. Namun, seringkali kita dihadapkan pada kenyataan, selain menulis buku, kita juga mengerjakan tugas-tugas harian lainnya. Akibatnya, project penulisan buku, jadi tertunda. Ketika sudah tertunda-tunda, munculah awal persoalan. Dari yang tidak lagi fokus, hingga malas atau hilang mood untuk melanjutkan menulis lagi. Bahkan kalau sudah begini, motivasi untuk menulis menjadi hilang!
Dari pengalaman membangun semangat menulis, saya menemukan kebiasaan yang dapat membantu saya "menghangatkan" semangat dan motivasi saya untuk menulis, yaitu: (1) menguatkan niat (2) ikut bergabung dalam komunitas (3) ikut dalam forum diskusi online (mail-list).
Kuatkan niat
Kegiatan menulis, bagi saya bukan sekedar aktivitas hobi semata. Namun adalah nilai religi yang sangat mulia. Kegiatan menulis bermanfaat untuk kebaikan baik dunia, maupun akhirat. Bagaimana tidak? Bagi seorang muslim, baca-tulis itu diperintahkan Allah dan disyari"atkan Rasulullah. "Bacalah atas nama Tuhanmu". "Ikatlah ilmu, dengan menuliskannya". Kebaikan menulis adalah berbagi ilmu yang bermanfaat untuk sesama manusia. Bahkan Rasulullah, menjamin jika kegiatan menulis dan berbagi ilmu yang bermanfaat ini, pahalanya akan terus mengalir, walaupun kita sendiri sudah mati! Oleh karena itu, untuk menguatkan niat untuk terus menulis dan berbagai ilmu, saya menuliskan syari'at itu kuat-kuat di dalam hati.
Bergabung dalam komunitas
Selain niat, untuk menumbuhkan motivasi menulis yang saya lakukan adalah bergabung ke komunitas. Meskipun tidak mudah. Di kota kecil, tempat saya tinggal informasi tentang keberadaan komunitas penulis jarang terdengar. Hingga bertahun-tahun, baru saya mendengar sebuah komunitas penulis, namun lokasinya di ibukota provinsi, jauh untuk dijangkau. Maklum, teknologi komunikasi dan informasi belum sehebat sekarang.
Bersyukur, ketika di pameran buku murah, berjumpa dengan seorang pensiunan sebuah bank BUMN. Usianya tidak muda lagi, namun semangatnya luarbiasa untuk membaca dan menulis di media masa. Bapak inilah yang kemudian mengundang saya ke rumahnya, meminta saya untuk bergabung dalam "kelompok diskusi kecil", memang anggotanya hanya tiga orang.
Meskipun jumlahnya tidak banyak, dalam sebuah komunitas, memungkinkan kita bisa saling berbagi informasi tentang kegiatan kepenulisan, sumber bacaan, teknik menulis, kiat menulis dan mengirimkan ke media massa, hingga bertukar fikiran ketika menghadapi masalah dan mencari solusi mengatasinya. Pendek kata, komunitas yang seminat dapat ikut menjaga semangat dan motivasi kita untuk tetap menulis, dan menjaga kita senantiasa berada di dekat tungku perapian.
Ikut forum diskusi online
Dengan kemajuan teknologi internet, untuk bergabung ke komunitas penulis informasinya sangat banyak tersedia. Diantara komunitas-komunitas tersebut beragam juga jenis kegiatannya. Ada yang berupa kanal diskusi (mail-list), di sana kita bisa memilih topik-topik yang kita kehendaki. Ada juga layanan berbasis web/platform forum tanya-jawab, seperti yang sedang kita lakukan saat ini. Beberapa forum online juga menyelenggarakan paket pelatihan ada yang gratis hingga berbayar, hingga menyelenggarakan kegiatan "temu darat", gathering dan bakti sosial.
Kesemuanya itu, menurut saya forum-forum online maupun komunitas dapat memberikan kesegaran baru bagi kita untuk tetap bersemangat menyelesaikan project penulisan. Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment