Ini adalah peribahasa yang tepat untuk kondisiku waktu itu, Isteriku
sekolah lagi dan mengandung buah cinta keduaku, Bagas. Meskipun tidak seperti
yang aku rasakan pada awalnya. Keputusan untuk sekolah lagi, bagi seorang ibu
rumah tangga dengan satu anak dengan tanpa memiliki pembantu, merupakan
keputusan yang nekad . Apalagi pada priode itu, isteriku positif hamil.
Bagas bersekolah sejak dalam kandungan
Didorong oleh semangat yang tinggi untuk menempuh
pelajaran di Akademi Kebidanan Aisyiyah itu, kondisi hamil tidak membuat
isteriku kehilangan “power”. Justru dengan seiring kegiatan perkuliahan,
kehamilan anakku Bagas ini dirasakan isteriku dengan “enjoy”. Bahkan banyak
dorongan dari dosen dan teman, bahwa mengandung pada saat masa kuliah itu
sangat bermanfaat bagi perkembangan janin. Karena pada saat yang sama, sang
janin juga belajar dan merangsang pertumbuhan sel-sel otaknya. “Tetaplah
semangat mbak, semoga bayimu kelak akan jadi anak yang cerdas. Karena janin
sudah belajar dan diajak belajar oleh ibunya sejak dari kandungan” Demikian,
motivasi yang sering diterima dari dosenya. “Tiga hal yang dipelajari bayi di dalam kandungan. Bayi belajar bahasa, bayi
belajar tersenyum dan bayi belajar mengenali rasa” tambahnya kepada isteriku.
Ada pesan yang membuat isteriku terus mengingat dan membuatnya terus
bersemangat untuk belajar dan menjaga kehamilannya. “Pada trimester ke dua
kehamilan, bayi sudah dapat merespon keadaan lingkungannya. Pada saat inilah
waktu yang tepat untuk anda mengajar seorang bayi di dalam kandungan karena
bayi sudah melakukan reaksi atau mendengar saat anda melakukan rangsangan pada
janin. Ini terlihat ketika ada gerakan respon bayi selama di dalam kandungan seperti
memukul perut ibu ataupun menendang”
Masa hamil banyak konsumsi ikan
Masa hamil banyak konsumsi ikan
Lagi-lagi
adalah skenario Allah. Pada masa hamil Bagas, Isteriku sudah pindah kontrakan.
Saat itu, isteriku menempati rumah kost di daerah Ngampilan-Yogyakarta. Di
rumah mbah Khotimah. Jarak rumah kost ke kampus, tidak jauh, kira-kira 400 m.
Di rumah kost mbah
Khotimah itulah isteriku banyak makan ikan, terutama ikan laut. Mengapa begitu?
Karena sehari-harinya, mbah Khotimah bekerja sebagai pedagang ikan di pasar
Ngampilan. Sore harinya, ia mengolah sebagian ikannya untuk dijual kepada tetangga,
termasuk beberapa anak kost yang ada di rumah maupun sekitar rumahnya. Ikan
yang biasa dimasak mbah Khotimah adalah ikan tengiri dan ikan kembung.
Ikan-ikan itu dimasak dengan berbagai variasi. Tentu mbah Khotimah tahu, agar
pelanggannya tidak bosan.
Suatu saat,
tentang konsumsi ikan tengiri dan ikan kembung
ini aku konsulkan pada dokter. Ternyata tanggapan dokter sangat bagus. Bahkan aku memperoleh pelajaran yang sangat berharga. “Ikan
ini sangat kaya akan asam lemak omega-3 yang penting untuk mempertahankan
fungsi normal organ tubuh kita. kan kembung yang dikonsumsi ibu hamil dapat
membantu memenuhi kebutuhan omega 3 yang diperlukan untuk tumbuh kembang
janin selama masa kehamilan. Kandungan asam lemak essential omega 3 yaitu DHA
((Docosahexaenoic acid) dan EPA (Eicosapentaenoic acid) dalam ikan kembung
dapat membantu pertumbuhan organ tubuh janin, serta sel-sel otak janin. Beberapa
studi telah membuktikan bahwa kandungan asam lemak omega 3 adalah lemak
tak jenuh yang terbukti mampu mengembangkan IQ dan Psikomotorik pada bayi dan
anak-anak. Selain itu, kandungan omega 3 juga bermanfaat pada aktivitas
mata (visual activity), meningkatkan
kemampuan belajar, daya ingat, meningkatkan kekebalan tubuh” Subhanallah,
ternyata banyak manfaatnya mengkonsumsi ikan. Selain itu juga ikan kembung
dapat meningkatkan aktivitas obat antidepresan. Ikan kembung kaya akan DHA
(Docosahexaenoic acid) yang dapat menurunkan kemungkinan resiko penyakit
Alzheimer dan penyakit Parkinson.
No comments:
Post a Comment