Bapak dan
ibu Sabaryanto, yang keduanya saat ini sudah meninggal, adalah salah satu
pejabat struktural di Dinas Kesehatan Kabupaten. Beliau tinggal di rumah
kontrakan di Jalan Nusatenggara Kebumen, bersama isteri dan ketiga anaknya,
Mafakir, Khalim dan Udin, serta seorang keponakan. Rumah tinggal miliknya ada
di Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, ditempati Ibunya. Sesekali waktu
keluarga ini pulang untuk menjenguk dan melihat keadaan rumahnya.
Aku
diterima hangat di keluarga ini. Memasuki rumah kontrakan itu, meskipun sempit,
tapi terasa lega dan menentramkan. Kesederhanaan dan keikhlasan inilah yang
membuat aku merasa “teduh”. Makanan dan minuman yang dihidangkan terasa nikmat.
Hingga tidur di tempat tidur yang berdesakanpun, terasa nyenyak, hingga dapat
menghilangkan rasa penat sepanjang hari perjalanan.
PNS sebagai pilihan hidup
Jika dibandingkan ketika hidup sebagai wiraswasta dengan kondisi finansial yang jauh lebih baik, namun hidup sebagai PNS merupakan pilihan terbaik bagi Bapak ini, Menurutnya, meskipun harus hidup
sederhana, namun lebih tenang dan mulia. Jadi PNS harus dapat mengikuti aturan
birokrasi, bekerja sesuai tugas pokok dan fungsinya. Melayani masyarakat, dan
siap menerima tugas setiap saat.
Banyak petuah, penuh keluhuran budi
Bapak dan ibu Sabaryanto bagiku merupakan pintu masuk kehidupan di Kebumen. Dari pergaulan sehari-hari dengan keluarga ini, aku memperoleh banyak pelajaran hidup, makna bekerja, kemandirian, harga diri dan yang paling penting adalah kejujuran.
Bagi seorang Bapak ini kejujuran, adalah nilai tertinggi. Karena nilai itu akan langsung berurusan dengan Tuhan. Manusia dengan manusia lain bisa menutupi ketidakjujuran, namun tidak dengan Tuhan. Suatu saat Tuhan akan menunjukkan kepada dunia siapa sebenarnya orang-orang yang jujur. Dan Tuhan akan memberikan ganjaran yang setimpal.
Beberapa prinsip dan konsep hidup lainnya banyak yang aku terima dari beliau. Namun yang aku sangat terkesan sebagai orang muda yang nol pengalaman hidup adalah seperti: "Dekatlah dengan tempat kerja", Jaga jeneng, maka kau akan akan mendapatkan jenang dan harga diri akan muncul ketika kita menghargai orang lain.
Mengenal ragam bahasa Kebumen
Selain
itu, aku juga banyak mendengar dari keluarga ini tentang sikap, perilaku,
kebiasaan, adat-istiadat, hingga budaya sebagian masyarakat Kebumen. Dari logat
bicara hingga istilah-istilah lokal yang sangat khas Kebumen.
Bahasa daerah Kebumen termasuk ragam bahasa ngapak.Bahasa
ngapak biasanya memiliki ciri khas dalam tempo, logat “a” dan penekanan berat
di akhir kalimat. Berbeda dengan bahasa masyarakat Solo, Jogja dan
daerah-daerah sekitarnya, banyak menggunakan logat “o”. Masyarakat Kebumen
menamakan logat bahasa dengan logat “o” itu sebagai bahasa “bandek”. Bahasa yang halus, digunakan oleh kalangan
priyayi dan kaum terpelajar. Sementara, bahasa Kebumen, dianggap sebagai bahasa
masyarakat kebanyakan dan mencerminkan keakraban.
Selain itu, bahasa Kebumen memiliki padanan kosa kata yang
sangat banyak. Masyarakat mengerti
istilah dalam bahasa “bandek”, tetapi mereka juga memiliki padanan kosa
kata bandek itu dalam bahasa ngapak. Bahkan bisa memiliki padanan kata yang
lebih banyak lagi. Di daerah Kebumen “kulon kali”-untuk menyebut daerah di
sebelah barat sungai luk-ulo, relatif
lebih banyak memiliki kosa kata. Sehingga untuk
menyebut sebuah benda atau aktivitas, bisa beragam namanya.
No comments:
Post a Comment