Wednesday, October 9, 2024

Inilah tiga karya tulis terbaik dari Workshop Menulis tema pasca penetapan Geopark Kebumen menjadi UNESCO Global Geopark


#1 Melalui pemanfaatan kawasan geopark  menjadi daerah swasembada pangan untuk mengatasi kemiskinan di 
Kebumen

Ariffiawan, PNS tinggal di Kebumen

Kabupaten Kebumen menempati urutan kpertama sebagai kabupaten dengan prosentase penduduk miskin terbanyak di Provinsi Jawa Tengah. Komponen penentu besarnya prosentase jumlah penduduk miskin adalah distribusi pengeluaran perkapita antar golongan pendapatan dan tingginya garis kemiskinan. Data sementara angka pengeluaran perkapita penduduk dari Badan Pusat Statistik menunjukkan masih ada Kabupaten Lain yang angka pengeluaran perkapita penduduk lebih rendah dari Kabupaten Kebumen. Di sisi lain pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Kebumen juga bukanlah yang terendah di Jawa Tengah. 

Mencermati data kemiskinan di Kebumen

Garis kemiskinan adalah jumlah rupiah minimal yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok makanan dan non-makanan per hari. Garis kemiskinan digunakan sebagai alat ekonomi untuk mengukur tingkat kemiskinan suatu negara /wilayah dan mempertimbangkan kebijakan untuk menanggulanginya. Apabila dilihat lebih detail bahwa ternyata garis kemiskinan yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik di Kabupaten Kebumen jauh lebih tinggi dari beberapa kabupaten lain. Artinya seseorang dengan pendapatan yang sama akan dikatakan miskin di Kabupaten Kebumen namun tidak miskin di Kabupaten lain karena biaya hidup bagi penduduk di Kabupaten Kebumen dianggap lebih mahal dari Kabupaten lain. 

Data kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2024 yang diterbitkan BPS menunjukkan bahwa garis kemiskinan di Kabupaten Kebumen sebesar Rp 471.824,- dengan prosentase penduduk miskin 15,71 %. Membandingkan dengan Kabupaten Magelang yang berada di peringkat 20 garis kemiskinan ditetapkan hanya Rp 431.289,- dengan prosentase penduduk miskin 10, 83 %. Data Kabupaten Temanggung yang menempati urutan 12 angka garis kemiskinan sebesar Rp 416.006,- dengan prosentase 8,67 %. Penulis belum mendapat referensi seberapa penurunan angka kemiskinan untuk setiap ribu rupiah penurunan garis kemiskinan, namun penulis memiliki keyakinan bahwa setiap ribu rupiah penurunan garis kemiskinan akan mengurangi prosentase penduduk miskin setelah memperhatikan nilai P1 dan P2 di Kabupaten Kebumen. 

Strategi pengentasan kemiskinan

Mendasari telaah tersebut Upaya penurunan jumlah penduduk miskin dapat dilakukan dari dua sisi sekaligus. Pertama dengan menaikan pendapatan perkapita yang tentu akan berbanding lurus dengan pengeluaran perkapita. Yang kedua dengan menekan angka garis kemiskinan dengan berbagai kebijakan untuk menekan penurunan harga kebutuhan bahan pokok. 

Dua aspek ini bisa dilaksanakan secara simultan dalam satu kata sederhana yang disebut “swasembada”. Artinya apabila Kabupaten Kebumen berubah dari kabupaten penerima produk menjadi Kabupaten Penghasil yang dapat mencukupi kebutuhannya sendiri maka sektor pendapatan meningkat karena produksi yang digenjot sekaligus sektor pengeluaran turun karena harga produk menjadi lebih murah. Saat ini harga bahan pokok dikabupaten Kebumen dianggap lebih mahal dari kabupaten lain karena merupakan produk yang didatangkan dari Kabupaten lain. 

Menjadikan Kebumen sebagai daerah swasembada pangan

Pengakuan Kabupaten Kebumen sebagai Unesco Global Geopark (UGG) bisa dijadikan momen kesempatan emas membangunkan macan tidur. Potensi luar biasa sepanjang Karangbolong-Karangsambung yang selama ini belum digarap secara optimal bisa dirintis mengingat konsekuensi pengakuan UGG yang harus memberikan dampak ekonomi sekaligus tetap menjaga kelestarian. Yang paling selaras dengan aspek ekonomi dan ekologi adalah sektor pertanian dan pariwisata. Apabila dibandingkan dengan Kawasan perbukitan dengan Kabupaten Lain semisal Magelang, Temanggung, dan Wonosobo terlihat cukup kontras terkait pemanfaatan lahan miring di Kabupaten Kebumen. Lahan tersebut gersang dan hanya berupa sawah tadah hujan. Pemenfaatan masih sangat terbatas untuk padi sekali tanam dan tembakau yang juga terbatas. Kalopun ada yang mendapatkan mata air jumlahnya tidak sebanding dengan luasan lahan yang tersedia. Kendala ketersediaan air pada saat kemarau yang menyebabkan tidak dapat berproduksi sepanjang tahun karena petani membiarkan saja lahannya kering tidak ditanami. Agak berbeda memang untuk sedikit lahan yang ada di Desa Sadang Wetan dan Kawasan Karst Karangbolong. Di Sadang Wetan terdapat Dam di hulu sungai Lukulo yang dialirkan ke sawah-sawah. Sedangkan Kawasan karangbolong keutara terdapat banyak mata air abadi yang dapat dialirkan sepanjang tahun kerumah-rumah dan ladang. Sehingga dikedua kawasan tersebut pertanian bisa berjalan sepanjang tahun. Namun luasanya masih sangat kecil dibandingkan lahan yang tidak mendapatkan air.

Mengatasi masalah ketersediaan air di area perbukitan memang tidak mudah. Beberapa Langkah telah ditempuh pemerintah dengan pembuatan saluran irigasi maupun Pembangunan embung. Namun pembangunan embung yang sudah dibuat di beberapa desa tidak efektif karena embung hanya bisa menampung air hujan yang jumlahnya terbatas dan tidak dapat diandalkan untuk mencukupi kebutuhan di musim kemarau. Ketiadaan saluran masuk (inlet) embung menyebabkan air yang ditampung sepanjang musim penghujan akan habis dalam beberapa hari saja. Pembangunan saluran irigasi baik yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum maupun Dinas Kehutanan yang memangku wilayah hutan juga hanya memanfaatkan air sepanjang musim penghujan. Irigasi yang ada otomatis kering bahkan sebelum musim kemarau masuk. 

Sepertinya kita perlu belajar dari Kabupaten Lain dalam hal penyediaan air dikawasan perbukitan. Kabupaten tetangga yang berhasil memanfaatkan bukit-bukit menjadi lahan pertanian yang subur dan dapat menghasilkan sayur mayur sepanjang tahun. Kabupaten Banyumas pernah melakukan eksplorasi banyak titik sumur dalam di perbukitan. Sumur-sumur yang disebut Jaringan Air Tanah (JIAT) yang kedalamnya bahkan lebih dari 200 meter. Sebagai informasi bahwa pelaksana pekerjaan pembuatan sumur dalam tersebut merupakan penyedia yang berasal dari Kebumen. Maka perlu dilihat lagi seberapa efektif Pembangunan sumur JIAT disana dan apakah dapat menyediakan kebutuhan irigasi disana. Irigasi dimaksud tidak harus berupa air yang mengalir secara berlimpah kesawah-sawah. Namun ketersediaan air di area sekitar sawah/ ladang juga sudah cukup sehingga petani dapat mengakses dengan pipa-pipa atau bahkan jika perlu menyediakan mesin sedot pompa air.

Memanfaatkan potensi kawasan Geopark

Penyediaan air ini memang tidak murah sehingga pemanfaatanya juga harus tepat dengan pilihan produksi pertanian yang ekonomis. Perilaku petani juga harus diubah dari yang hanya pasrah menanam padi mengikuti musim menjadi pejuang yang siap berinvestasi menanam komoditas hortikultura diluar tembakau. Sebagai perbandingan petani lahan tadah hujan di Kawasan urutsewu menanam padi hanya saat musim hujan. Sedangkan saat kemarau mereka menanam produk hortikultura yang tidak membutuhkan air dalam jumlah banyak namun bernilai ekonomis karena pengeluaran mereka untuk operasional mesin sedot air, pupuk, dan obat-obatan juga bertambah. Sehingga wajar apabila saat ini kawasan urut sewu yang tadinya lahan pasir tandus berubah menjadi hijau dengan komoditas sayur-mayur, cabai, buah-buahan, jagung dan kacang tanah. Jika lahan pasir saja bisa berproduksi dengan adanya air tanah maka kami yakin lahan tanah diperbukitan juga bisa menghasilkan yang besar kemungkinan Kabupaten Kebumen menjadi swasembada produk hortikultura dan jawara di Jawa Tengah.

##2  Diperlukan strategi edukasi berkelanjutan untuk melestarikan Geopark Kebumen

Binti Murtaziqoh, Mahasiswa tinggal di Kebumen

Setelah Geopark Kebumen resmi diakui UNESCO sebagai Geopark Dunia, langkah yang harus kita ambil selanjutnya adalah dengan menjaga keberlanjutannya dengan pendekatan yang terencana dan berkelanjutan terutama melalui pendidikan. Pengakuan ini memberikan peluang besar untuk mempromosikan Geopark Kebumen ke tingkat internasional, namun juga membawa tanggung jawab yang besar untuk memastikan kelestarian alam dan budaya yang ada di dalamnya. Melalui pendekatan pola diseminasi, advokasi, mitigasi, dan konservas, kita dapat menjaga Geopark Kebumen agar tetap lestari dan bermanfaat bagi generasi mendatang. Pengakuan ini bukan sekadar kebanggaan, namun juga sebuah tantangan untuk mengelola dan melestarikan kekayaan alam Kebumen secara bijaksana.

Sebagai langkah awal yang perlu dilakukan adalah memastikan masyarakat baik lokal maupun pengunjung, memahami pentingnya Geopark Kebumen. Hal ini bisa dilakukan melalui berbagai program edukasi mulai dari sekolah-sekolah hingga promosi atau kampanye di media sosial. Informasi harus terus disebarluaskan agar kesadaran masyarakat juga terus meningkat. Semakin cepat program edukasi ini dimulai, maka semakin baik dampaknya terhadap kesadaran publik. Selain itu, pengakuan UNESCO ini harus menjadi momentum awal untuk menanamkan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap geopark baik di kalangan anak-anak sekolah maupun masyarakat umum.

     Kita dapat memulai dari komunitas lokal yang ada di sekitar Geopark Kebumen. Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan ini memegang peran penting sebagai penjaga pertama wilayah Geopark Kebumen. Mereka harus diberdayakan dan diberikan pemahaman yang mendalam mengenai cara menjaga keseimbangan antara pelestarian alam dan pengembangan pariwisata. Selain di masyarakat lokal program edukasi dan advokasi juga harus menyasar ke sekolah-sekolah, universitas, serta pusat informasi di Kebumen agar lebih banyak orang yang tau dan memahami nilai Geopark Kebumen. Kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan organisasi lokal sangat penting untuk mewujudkan program melestarikan Geoparak Kebumen.

     Kenapa hal ini begitu penting? Karena pengakuan sebagai geopark dunia tidak hanya membawa kehormatan dan perhatian internasional, tetapi juga membuka peluang besar bagi peningkatan sektor pariwisata serta pertumbuhan ekonomi di Kebumen. Dengan status ini, Geopark Kebumen berpotensi menarik lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat lokal dan memajukan infrastruktur wilayah. Namun, tanpa adanya pengelolaan yang tepat dan strategi yang terukur status tersebut juga bisa menjadi ancaman serius bagi kelestarian alam jika terjadi eksploitasi berlebihan dan tidak terkendali yang akan merusak ekosistem unik dan keseimbangan lingkungan di kawasan tersebut. Oleh karena itu, peran edukasi sangat krusial dalam memastikan bahwa baik masyarakat lokal maupun wisatawan memahami nilai penting dari geopark ini, sehingga mereka lebih menghargai, menjaga, dan terlibat dalam upaya pelestarian. Edukasi yang berkelanjutan tidak hanya akan mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan tetapi juga akan mendorong partisipasi aktif semua pihak dalam melindungi warisan alam ini agar tetap lestari untuk generasi mendatang.

     Contoh nyata bisa kita lihat dari Geopark Batur yang ada di Bali, di mana masyarakat lokal dilibatkan secara aktif dalam program pelatihan sebagai pemandu wisata serta pelindung alam. Hasilnya, masyarakat tidak hanya mendapatkan manfaat ekonomi dari wisatawan, tetapi juga ikut serta dalam menjaga lingkungan. Di Geopark Kebumen, pendekatan serupa bisa diterapkan dengan melibatkan masyarakat lokal dalam pelatihan terkait konservasi alam dan budaya. Selain itu, Geopark Gunung Sewu telah sukses melibatkan masyarakat dalam mitigasi bencana seperti longsor, sebuah langkah yang relevan mengingat kondisi geologi di Kebumen yang juga rawan bencana.

     Kita dapat memastikan bahwa Geopark Kebumen akan tetap lestari dan berkelanjutan dengan menerapkan strategi yang tepat. Sosialisasi dan dukungan berperan penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, sementara mitigasi diperlukan untuk mengurangi risiko kerusakan lingkungan. Konservasi menjadi langkah penting untuk menjamin kelestarian Geopark Kebumen. Harapannya dengan partisipasi aktif dari masyarakat lokal, dukungan kebijakan pemerintah, serta kerja sama dari berbagai pihak, Geopark Kebumen dapat menjadi contoh geopark yang dikelola secara baik, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia internasional. Selain menjaga kelestarian alam dan warisan budaya, pengelolaan yang baik ini juga berpotensi membuka peluang bagi pengembangan ekonomi dan pendidikan yang lebih luas bagi masyarakat sekitar.


#3 Berharap peran lebih dari komunitas   dalam melakukan edukasi Geopark Kebumen

Alisa Amelia, Mahasiswa, tinggal di Kebumen

Kebumen adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki kondisi geografis yang beragam, mulai dari perbukitan, pesisir pantai, daerah geologi serta dataran rendah yang memiliki potensi pariwisata cukup tinggi. Salah satu potensi terbesar di Kebumen yang tidak dimiliki oleh kabupaten lain di Jawa Tengah adalah Geopark. Geopark Kebumen sudah diakui oleh UNESCO pada tahun 2024 sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp). Daerah yang telah menjadi UGGp antara lain Geopark Karangsambung-Karangbolong, Geosite Watukelir, Gunung Parang dan Cangkring di bagian Kebumen Utara. 

Dengan adanya Geopark Kebumen sebagai situs geologi, diharapkan bisa menjadi sumber media pembelajaran bagi semua orang yang tertarik mempelajari batuan. Hal ini diperlukan adanya kontribusi pemerintah untuk menjalankan program ini. Di wilayah Karangsambung, sudah didirikan BRIN sebagai Badan Riset dan Inovasi Nasional. BRIN berfungsi sebagai pusat riset kebumian dan sumber penelitian bagi para ahli geologi dan mahasiswa sebagai salah satu infrastruktur yang disediakan oleh pemerintah. Di situs ini, terdapat tempat pertemuan antara lempeng Samudra Hindia dengan Benua Asia yang mengakibatkan terdapat banyak lempeng batuan beraneka jenis dan berusia jutaan tahun lalu di wilayah Geodiversitas ini. Di dalam pengelolaannya, BRIN juga bekerjasama dengan beberapa universitas, sekolah dan instansi dari berbagai kota di Indonesia untuk penelitian batuan atau kunjungan studi. 

Dalam mengembangkan Geopark Kebumen di bidang edukasi, pemerintah kabupaten Kebumen juga membentuk berbagai komunitas Geopark. Komunitas Geopark tersebut antara lain Kebumen Geopark Youth Forum dan Sekolah Bumi. Sekolah Bumi adalah komunitas berjangka pendek yang dilakukan tiap hari minggu selama enam minggu sebagai wadah pembelajaran geologi dan potensi di wilayah Kebumen yang diikuti oleh tiga puluh peserta dari beragam usia. Sedangkan Kebumen Geopark Youth Forum adalah wadah kesempatan untuk remaja berusia 16 - 30 tahun dengan tujuan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya memanfaatkan sumber daya alam dan budaya secara bijak berdasarkan prinsip geopark. Kebumen Geopark Youth Forum sudah melakukan banyak kegiatan, antara lain geopark goes to school, edukasi dan penanaman mangrove, webinar tentang potensi bencana alam di kabupaten Kebumen dan kegiatan lainnya. Kegiatan dalam komunitas ini bertujuan meningkatkan skill para anggotanya dan memberikan edukasi kepada masyarakat, pelajar dan khalayak luas pengenalan tentang Geopark Kebumen. 

Geopark Kebumen tidak hanya sebatas batuan, tetapi terdapat banyak potensi daerah di Kebumen. Potensi tersebut antara lain Mata Air Panas Krakal yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Air panas ini berasal dari patahan dalam serta pengaruh gradian geotermal, dengan kandungan sulfur rendah dan tinggi garam. Sedangkan keragaman alam meliputi Hutan Pager Jawa, kelapa genjah entok, jambu kristal, sapi PO dan hutan Mangrove. Keragaman budaya dan kerajinan yang dimiliki oleh kabupaten Kebumen adalah tari Cepetan, anyaman pandan, kerajinan bambu, genteng Soka dan batik Tanuraksan. Dengan banyaknya potensi yang dimiliki oleh kabupaten Kebumen dan telah menjadi  UNESCO Global Geopark (UGGp) diharapkan bisa menjadi tujuan eduwisata bagi pelajar, mahasiswa maupun wisatawan dari berbagai kota di Indonesia maupun mancanegara. Sebagai media pembelajaran mengenai geosite, kekayaan alam dan budaya di kabupaten Kebumen.

Tuesday, September 17, 2024

Tips praktis menulis artikel bagi pemula: "Geopark Kebumen resmi menjadi Geopark Dunia: apa upaya kita selanjutnya?"

Bagi  pemula, menulis artikel seringkali menjadi masalah. Banyak persoalan yang sering muncul, seperti judul yang tidak sesuai dengan isi tulisan, bingung harus menulis apa pada kalimat pertama, melebar di awal bahkan tidak bisa menemukan fokus. Namun tidak demikian bagi yang terbiasa menulis. Seorang penulis biasanya memiliki pola atau struktur tulisan. Sehingga bangunan tulisan itu logis dan runtut dan enak dibaca. 

Secara garis besar sebuah tulisan itu mengikuti pola: pendahuluan, batang tubuh atau isi tulisan dan penutup. Namun persoalan terbesarnya adalah bagaimana menempatkan ketiganya tersebut secara proporsional sejak dari menulis judul, pendahuluan, isi dan panjang tulisan, diksi dan gaya bahasa.Untuk ini saya akan berbagi beberapa tips praktis menulis artikel di media massa maupun di website.

Judul menarik dan mencerminkan isi

Untuk memperoleh judul yang menarik dan mencerminkan isi dapat dilakukan setelah penulis berhasuil menyelesaikan sebagaian atau seluruh tulisan. Sehingga tidak usah berfikir bahwa menulis judul itu harus di awal sebelum menulis. Aspek lain yang perlu dipertimbangkan adalah panjang kata dalam membuat judul tulisan. Sebaiknya sebuah judul tulisan memuat kata tidak lebih dari 12 kata. Judul tulisan yang terlalu panjang menjadi kurang menarik dan membosankan.

Isi yang tidak terlalu panjang

Selain judul, isi atau batang tubuh tulisan juga tidak  terlalu panjang. Berkisar  6-12  paragraf. Jika terlalu panjang, kebiasaan para pembaca  website, mereka mudah berpindah ke tulisan lain. Namun jika tulisan kita akan membahas suatu topik yang luas, dapat dilakukan dengan membuat sub judul.

Gunakan kalimat lengkap dan bahasa yang mudah dimengerti

Salah satu tujuan menulis adalah menuangkan gagasan agar diterima mudah oleh pembaca. Oleh karena itu gunakan kalimat lengkap, pola sederhana dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Kalimat lengkap secara aturan tata bahasa harus mengandung subyek. Kalimat sederhana cukup mengandung subyek-predikat, subyek-obyek atau subyek-keterangan. Bukan merupakan kalimat majemuk. Kalimat yang panjang dapat mengaburkan makna dan sulit dimengerti

Membangun  paragraf yang dinamis anti macet

Tulisan sejatinya tersusun oleh paragraf yang saling terkait, saling menjelaskan. Terdiri dari kalimat sederhana yang terangkai dengan pilihan kata yang tepat penggunaannya. Berikut ini ada beberapa tips yang dapat digunakan  untuk membangun paragraf.

  • Kembangkan paragraf dengan pola D-A-M-K (Duduk perkara-Analisa-Misal-Kesimpulan)
  • Dengan pola D-A-M-K ini mulailah tulisan kita  dengan pernyataan atau pandangan/sikap  penulis tentang sesuatu persoalan, dengan menggunakan kalimat lengkap. Jika terdapat banyak pandangan, pilih yang sangat penting.
  • Jelaskan lebih rinci pandangan kita tersebut dari aspek Apa, Kapan, Dimana Bagaimana terjadinya dan Mengapa bisa terjadi,  Penjelasan ini biasa disebut dengan 5W 1H
  • Setelah cukup kita menjelaskan pandangan kita, jangan lupa berikan contoh riil atau data yang mendukung. Tujuannya untuk meyakinkan pandangan kita kepada pembaca. Suatu persoalan yang didukung data nampak menjadi riil atau nyata.
  • Buatlah ringkasan dan kesimpulan,  atau saran  dan harapan

Geopark kelas dunia: apa yang harus kita perbuat?

Keberadaanya harus dipertahankan, agar geopark bermanfaat bagi masyarakat yang hidup di dalamnya. Untuk itu, Geopark Kebumen harus (1) menjaga kelestarian geopark dari kerusakan atau pengrusakan (konservasi)  (2) memanfaatkan geopark sebagai media pembelajaran atau sumber belajar, sehingga menumbuhkan kesadaran untuk memanfaatkanya secara bijak (edukasi) (3) mengolah dan mengembangkan geopark menjadi bernilai ekonomi yang berkelanjutan (ekonomi)

Langkah-langkah menulis:
  1. Pilih satu diantara tiga tema di atas, bisa nemilih tema konservasi atau edukasi atau ekonomi berkelanjutan
  2. Kembanglan dengan poila D-A-M-K
  3. Mulailah dengan menuliskan pandangan/sikap  kita tentang apa yang harus kita perbuat, setelah Geopark Kebumen resmi diakui UNESCO sebagai Geopark Dunia dengan menggunakan kalimat lengkap. 
  4. Jelaskan lebih rinci pandangan kita tersebut dari aspek Apa, Kapan, Dimana Bagaimana terjadinya dan Mengapa bisa terjadi,  
  5. Setelah cukup kita menjelaskan pandangan kita, jangan lupa berikan contoh riil atau data yang mendukung. Tujuannya untuk meyakinkan pandangan kita kepada pembaca. tentang ide sesuatu yang harus kita perbuat terhadap Geopark kita.
  6. Buatlah ringkasan dan kesimpulan,  atau saran  dan harapan
  7. Masya Allah. Alhamdulillah. Kita sudah berhasil menuangkan ide kita bagaimana menyelamatkan keberadaan Geopark Kebumen sebagai Geopark kelas Dunia!

Monday, August 19, 2024

Menikmati santai Forum konsultasi publik KPPN Purworejo di taman matoa

Menghadiri undangan rapat di KPPN Purworejo, identik serius membahas evaluasi capaian  APBN Desa. Namun tidak untuk kali ini. Pagi itu saya datang terhitung gasik, panitia pun ada yang masih menyiapkan beberapa properti rapat. Tamu tidak diterima di aula, namun rapat kali ini diselenggarakan di luar ruangan kantor. Mengambil tempat  di sebuah lokasi yang hanya beberapa meter saja dari tempat parkir. 

Taman Matoa!

Di lokasi ini tumbuh sebuah pohon matoa. Pohon asli Papua itu, dari penuturan Kepala KPPN, Ibu Yessy Silvia Maharini,  ditanam sudah lebih dari 20 tahun lalu. Kini pohon itu sudah tumbuh besar, bahkan besarnya lebih dari sedekap orang dewasa. Tinggi batang pohonnya kurang lebih 20 meter. Di habitat aslinya, pohon matoa (Pometia Pinnata) dapat tumbuh mencapai tinggi 50 meter dengan akar  tunggang. Sedangkan cabang dan ranting matoa  tumbuh miring hingga mendatar, sehingga membentuk pohon ini menjadi rindang . Oleh karena itu, sangatlah cocok buat lokasi penyelenggaraan rapat outdoor, dengan payung pohon matoa. Apalagi saat ini, pohon matoa di KPPN Purworejo sedang berbuah, sehingga semakin sedap dipandang mata. Buah matoa berbentuk bulat lonjong sebesar telur puyuh. Kulit luar buah (cangkang) licin berwarna kuning kehijauan ketika muda dan pada saat masak berwarna cokelat kemerahan.

Peningkatan Kualitas

Forum Konsultasi Publik KPPN Purworejo kali ini dilaksanakan dalam rangka mewujudkan pelayanan yang  berkualitas, cepat, mudah, akuntabel, partisipatif  dan berkeadilan yang inklusif. Terhadap tema kualitas pelayanan, Kepala KPPN Ibu Yessy mengharapkan adanya opini dan masukan dari pengguna layanan  dalam upaya peningkatan kualitas layanan maupun implementasi pengelolaan digitalisasi pembayaran pelayanan perbendaharaan untuk disabilitas, dalam keadaan khusus atau bencana, mendorong kearifan lokal serta kebutuhan informasi publik yang diperlukan.Pada kesempatan itu juga dilakukan paparan dan  komunikasi dialogis dengan unsur pengguna seperti sekolah, desa, organisasi kemasyarakatan dan budaya, difabilitas, kebencanaan, pers dan Satker.

Saat giliran saya menyampaikan tanggapan, kesempatan saya memberikan masukan kepada KPPN dalam kesiapsiagaan menghadapi keadaan darurat dan kebutuhan informasi publik. Dalam hal kesiapsiagaan keadaan darurat diperlukan redundancy system untuk penyiapan dua atau lebih sumberdaya yang aktif sekaligus sebagai  back up ketika terjadi keadaan darurat seperti penyimpanan data, sumber listrik, tim help desk, provider layanan internet. Dalam hal kebutuhan informasi publik yang dibutuhkan  pengguna, bahwa sebagai Badan Publik KPPN Purworejo selain harus menyediakan informasi yang setiap saat dan berkala, KPPN juga harus menyediakan informasi yang serta merta atau mendadak. Informasi ini seperti perubahan dalam kebijakan keuangan di Tingkat Pusat yang berlaku di Desa atau tambahan atau perubahan  persyaratan  penerima  BLTDD.

Secara keseluruhan acara konsultasi publik KPPN Purworejo kali ini berjalan sesuai agenda dalam situasi santai dan humanis. Acara diakhiri dengan penandatanganan berita acara layaknya rapat-rapat dinas. Namun kali ini ibu Yessi, mengjak serta seluruh tamunya untuk melihat dari dekat seluruh ruang dalamnya KPPN Purworejo. Luar biasa! Sudah selayaknya WBBM segera dapat terwujud. Semoga



Tuesday, July 16, 2024

MASYARAKAT SASAK ENDE: Kuat menjaga tradisi


Memasuki desa Sasak Ende, Sengkol Kecamatan Pujut, Lombok Tengah adalah menikmati kekhasan budaya masyarakat Sasak yang terjaga. Beberapa bangunan dengan ciri tertentu mencerminkan tradisi yang dirawat dan dijaga seluruh warganya. Seperti yang diungkapkan Amak Sultan seorang warga yang sekaligus menjadi pemandu lokal di sana.

Kekhasan bangunan adat Sasak

Berbagai bangunan fisik masyarakat Sasak Ende memanfaatkan bahan dari alam sekitar seperti tanah liat, kayu, bambu dan alang-alang. Pemanfaatan bahan-bahan alami ini mencerminkan keselarasan dengan alam sekitar dan kearifan lokal masyarakat Sasak Ende. Termasuk memanfaatkan kotoran ternak sebagai semen "roda ampat" sebagai penguat struktur bangunan lantai dan diyakini juga untuk mengusir serangga, nyamuk dan gangguan-gangguan energi "negatif" dari luar. Dijelaskan Sultan, dalam keseharian masyarakat Sasak Ende terutama laki-lakinya lebih banyak berada di luar rumah. Teras rumah menjadi arena publik untuk menerima tamu, santai dan bercengkerama.

Berbagai bentuk bangunan dibuat oleh warga sesuai peruntukannya, seperti _balai tani_ untuk rumah tinggal, _balai jajar_ untuk rumah pertemuan warga, _balai lumbung_ untuk menyimpan padi dan hasil pertanian lainnya, pos kamling untuk gardu jaga warga yang dibuat dengan struktur panggung dan mushola untuk tempat warga menunaikan ibadah. Dari macam bangunan itu, menurut sultan ada kekgasan dalam bentuk atap. atap: Atap rumah masyarakat Sasak Ende berbentuk seperti tumpeng terbalik, dengan tingkat yang semakin ke atas semakin kecil. Bentuk atap ini memiliki filosofi sebagai simbol kesakralan dan keharmonisan dengan alam. Dalam hal atap depan _balai tani_ dibuat relatif rendah, sehingga  ketika seseorang memasuki harus merunduk. Mengandung makna nilai filosofi untuk sopan santun ketika bertamu atau memasuki rumah.


Pembagian ruang dalam rumah adat Sasak Ende, Lombok memiliki tata ruang yang jelas, diantaranya ada untuk tempat tinggal, dapur, lumbung, dan tempat ibadah. Tata ruang ini mencerminkan nilai-nilai budaya dan tradisi masyarakat Sasak Ende.

Tradisi pernikahan yang unik dan menarik

Begitu juga dalam tradisi pernikahan orang Sasak Ende, paling tidak harus melewati enam tahapan yang begitu dramatis. Sejak dari _merarik, selabar, nuntut wali, nyongkolan, sorong-serah dan kuwade_ atau duduk di pelaminan. Walaupun adat  pernikahan tersebut  terkesan ribet, namun unik dan  menarik. Sehingga nilai dan tradisi ini justru menjadi kebanggan bagi masyarakat Sasak Ende untuk menjaga nilai dan tradisi tersebut Diantara enam tahapan dalam proses pernikahan masyarakat Sasak Ende, hal yang terdengar aneh adalah _merarik_ atau menculik gadis. Menculik gadis pada masyarakat Sasak Ende adalah proses melarikan anak perempuan orang lain yang sebelumnya telah melakukan kesepakatan terlebih dahulu diantara laki-laki dan perempuan tersebut tanpa sepengetahuan dari pihak orang tua dengan tujuan untuk menikah.


Riuhnya peringatan merdi bumi di desa Kaligending, Kecamatan Karangsambung*

Mungkin tradisi _merdi bumi_ menjadi salah satu momen sangat penting di desa Kaligending. Momen yang perlu mengerahkan persiapan ekstra, baik dari aspek waktu, tenaga, perlengkapan dan tentu dana yang tidak sedikit.  Merdi bumi menjadi  tradisi desa yang diperingati hampir setiap tahun di bulan Muharam itu dilaksanakan stidak kurang dari lima hari. Dari penuturan Kades Kaligending, Lukman tradisi  merdi bumi dilaksanakan di dua pedukuhan, yakni dukuh Duwet yang meliputi tiga RW dan pedukuhan Kalikudu meliputi dua RW. Meskipun masih dalam satu desa, dua pedukuhan tersebut memiliki kekhasan dalam kesenian dan tradisinya.

Tayub di dukuh Duwet

Prosesi Merdi Bumi di dukuh Duwet dilaksanakan selama tiga hari, dimulai dengan ziarah leluhur para pendiri desa,  selamatan tumpeng  bucon yaitu nasi gunungan yang dibentuk kerucut  berisi  ingkung ayam yang diselimuti bumbu mogana dari nangka muda yang dicacah lembut dengan cita rasa pedas-asin penuh aroma serai.

Selanjutnya acara merdi bumi diramaikan dengan tenonganm yaitu para kepala keluarga membawa makanan dan jajan pasar yang dikemas dalam sebuah wadah terbuat dari bambu yang dianyam. Beberapa tenong juga diberi pita warna warni sebagai hiasan. Sore harinya diselenggarakan pentas kudakepang yang dimainkan oleh kelompok seni lokal terdiri dari anak-anak muda yang ada di desa  Kaligending.

Di akhir rangkaian tradisi merdi bumidi pedukuhan Dhuwet diselenggarakan  tayuban yang melibatkan beberapa penari, dengan sesekali mengajak  penonton untuk ikut serta menari. Dalam seni tari tradisional tayub ini menjadi riuh, karena cara penari mengajak penonton untuk ikut menari dengan cara mengalungkan kain selendang sampur.  Penari kemudian menariknya ke arena mengikuti irama musik  diatonis gamelan.

Wayang kulit di dukuh Kalikudu

Tradisi merdi bumi di dukuh Kalikudu, desa Kaligending Kecamatan  Karangsambung diselenggarakan dalam bentuk upacara memotong kambing kendhit, gelar sewu tumpeng, dan pentas k3seniqn wayang kulit. Tradisi ini biasa dilaksanakan selama bulan Mukharam. Kambing kendhit adalah kambing berwarna hitam dengan corak putih melingkar tubuh di bagian tengahnya.Terhadap tradisi potong kambing _kendhit_ oleh pakar Javanologi UNS Prof. Sahid Teguh Widodo menjelaskan, bahwa sedekahan itu merupakan salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat Indonesia. 

"Itu menunjukkan masih ada semesta simbolik dari zaman dahulu, yang masih dilakukan sekarang. Karena keyakinan seseorang itu substansinya berkorban atau sedekah, mengurangi apa yang kita peroleh diberikan kepada orang lain dalam bentuk apapun," seperti dikutip detikJateng.