Monday, August 19, 2024

Menikmati santai Forum konsultasi publik KPPN Purworejo di taman matoa

Menghadiri undangan rapat di KPPN Purworejo, identik serius membahas evaluasi capaian  APBN Desa. Namun tidak untuk kali ini. Pagi itu saya datang terhitung gasik, panitia pun ada yang masih menyiapkan beberapa properti rapat. Tamu tidak diterima di aula, namun rapat kali ini diselenggarakan di luar ruangan kantor. Mengambil tempat  di sebuah lokasi yang hanya beberapa meter saja dari tempat parkir. 

Taman Matoa!

Di lokasi ini tumbuh sebuah pohon matoa. Pohon asli Papua itu, dari penuturan Kepala KPPN, Ibu Yessy Silvia Maharini,  ditanam sudah lebih dari 20 tahun lalu. Kini pohon itu sudah tumbuh besar, bahkan besarnya lebih dari sedekap orang dewasa. Tinggi batang pohonnya kurang lebih 20 meter. Di habitat aslinya, pohon matoa (Pometia Pinnata) dapat tumbuh mencapai tinggi 50 meter dengan akar  tunggang. Sedangkan cabang dan ranting matoa  tumbuh miring hingga mendatar, sehingga membentuk pohon ini menjadi rindang . Oleh karena itu, sangatlah cocok buat lokasi penyelenggaraan rapat outdoor, dengan payung pohon matoa. Apalagi saat ini, pohon matoa di KPPN Purworejo sedang berbuah, sehingga semakin sedap dipandang mata. Buah matoa berbentuk bulat lonjong sebesar telur puyuh. Kulit luar buah (cangkang) licin berwarna kuning kehijauan ketika muda dan pada saat masak berwarna cokelat kemerahan.

Peningkatan Kualitas

Forum Konsultasi Publik KPPN Purworejo kali ini dilaksanakan dalam rangka mewujudkan pelayanan yang  berkualitas, cepat, mudah, akuntabel, partisipatif  dan berkeadilan yang inklusif. Terhadap tema kualitas pelayanan, Kepala KPPN Ibu Yessy mengharapkan adanya opini dan masukan dari pengguna layanan  dalam upaya peningkatan kualitas layanan maupun implementasi pengelolaan digitalisasi pembayaran pelayanan perbendaharaan untuk disabilitas, dalam keadaan khusus atau bencana, mendorong kearifan lokal serta kebutuhan informasi publik yang diperlukan.Pada kesempatan itu juga dilakukan paparan dan  komunikasi dialogis dengan unsur pengguna seperti sekolah, desa, organisasi kemasyarakatan dan budaya, difabilitas, kebencanaan, pers dan Satker.

Saat giliran saya menyampaikan tanggapan, kesempatan saya memberikan masukan kepada KPPN dalam kesiapsiagaan menghadapi keadaan darurat dan kebutuhan informasi publik. Dalam hal kesiapsiagaan keadaan darurat diperlukan redundancy system untuk penyiapan dua atau lebih sumberdaya yang aktif sekaligus sebagai  back up ketika terjadi keadaan darurat seperti penyimpanan data, sumber listrik, tim help desk, provider layanan internet. Dalam hal kebutuhan informasi publik yang dibutuhkan  pengguna, bahwa sebagai Badan Publik KPPN Purworejo selain harus menyediakan informasi yang setiap saat dan berkala, KPPN juga harus menyediakan informasi yang serta merta atau mendadak. Informasi ini seperti perubahan dalam kebijakan keuangan di Tingkat Pusat yang berlaku di Desa atau tambahan atau perubahan  persyaratan  penerima  BLTDD.

Secara keseluruhan acara konsultasi publik KPPN Purworejo kali ini berjalan sesuai agenda dalam situasi santai dan humanis. Acara diakhiri dengan penandatanganan berita acara layaknya rapat-rapat dinas. Namun kali ini ibu Yessi, mengjak serta seluruh tamunya untuk melihat dari dekat seluruh ruang dalamnya KPPN Purworejo. Luar biasa! Sudah selayaknya WBBM segera dapat terwujud. Semoga



No comments:

Post a Comment