Dalam kehidupan sehari-hari hidup
sederhana seringkali diidentikan dengan kehidupan dari golongan orang-orang
yang tidak berada. Atau kehidupan orang miskin dari golongan menengah ke bawah.
Namun pada hakekatnya ajaran tentang hidup sederhana merupakan syari’at Islam.
Islam tidak menganjurkan umatnya dengan bergaya hidup mewah, hidup yang
berlebih-lebihan, glamour serta bermegah-megahan. Hal ini sesuai firman Allah
swt. dalam Al-Quran yang berbunyi :
وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ
Artinya: makan dan minumlah, dan
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan. (al-A'raf: 31 ).
Oleh karena itu, prinsip hidup sederhana bukanlah hanya semboyan dalam
ucapan belaka, namun harus tercermin dalam perilaku kehidupan sehari-hari dalam
menjalani hidup.
Memang tidak mudah dalam praktiknya. Sudah menjadi tabiat
manusia, ia akan lebih konsumtif dan menghamburkan uang, manakala mulai meraih
kehidupan yang mapan, dengan segala kemudahan ekonomi. Banyak yang berfikir,
seolah-olah kekayaanya kurang berarti
banyak, jika pemiliknya tidak mempergunakannya untuk keperluan yang lebih besar
dan menunjukkan kesan kemewahan. Misalnya dengan banyak membeli barang-barang yang sebenarnya kurang penting baginya, tetapi
dari barang tersebut memberi kesan pada orang lain, seseorang itu lebih kaya
dan lebih modern.
Memaknai dan mewujudkan hidup sederhana
Jika kita perhatikan firman Allah Subhanahu
wa Ta’ala di atas, maka disebut hidup sederhana itu adalah gaya hidup yang
tidak berlebih-lebihan.
Agar tercipta mentalitas yang baik
berhubungan dengan gaya hidup itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan
manusia agar dalam pemenuhan kebutuhannya dilakoni secara bersahaja,
tengah-tengah, dan tidak boros dalam pengeluaran. Seperti yang difirmankan Allah
Subhanahu wa Ta’ala dalam al-A’râf/7:31:
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang
indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.
وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.
[al-An’am/6:141).
Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan bahwa hidup bermewah-mewah
meskipun dengan barang-barang yang sifatnya mubah, dapat berpotensi menyeret
manusia kepada pemborosan. Ini juga dapat menunjukkan manusia tersebut tidak
memberikan apresiasi yang semestinya terhadap harta yang merupakan nikmat
Allah, sehingga ia masuk dalam perilaku menyia-nyiakan harta.
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Jauhilah gaya hidup
bermewahan. Sesungguhnya hamba-hamba Allah itu bukan orang-orang yang bermewah-mewahan”
Sehingga
orang yang hidup sederhana adalah Mereka yang tidak menghambur-hamburkan uang
dengan belanja di luar kebutuhannya. Juga bukan orang-orang yang bakhil kepada
keluarganya, sehingga kebutuhan bagi keluarganya pun terpenuhi dan tidak
kekurangan. Mereka membelanjakan hartanya secara adil. Dan sebaik-baik urusan
adalah yang tengah-tengah, tidak berlebihan ataupun tidak kikir.
*) Catatan:
Arsip naskah yang menjadi bahan penulisan
Buku MIMBAR DAKWAH KEUMATAN-Buku kumpulan tulisan,
yang di KataPengantari oleh beliau Bupati Kebumen, Ir.H.M.Yahya Fuad, SE
*) Catatan:
Arsip naskah yang menjadi bahan penulisan
Buku MIMBAR DAKWAH KEUMATAN-Buku kumpulan tulisan,
yang di KataPengantari oleh beliau Bupati Kebumen, Ir.H.M.Yahya Fuad, SE
No comments:
Post a Comment