Bertempat di homestay Griya Lesanpura, rombongan studi banding kawasan pedesaan diterima oleh Kades Desa Wisata (Deswita) Rejosari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, Teguh Rahayu (9/10/2022). Rumah yang dirancang oleh pemiliknya Wiyanto-seorang guru sejarah di SMP Negeri 2 Kretek Wonosobo ini memilih gaya arsitektur kuno dengan banyak memasukkan ornamen klasik ini mengingatkan kita pada sejarah, jauh ke masa "zaman pewayangan". Nama Lesanpura ini mengambil dari nama sebuah kerajaan asal ksatria dalam tradisi pewayangan Jawa, Satyaki, yang merupakan sepupu Kresna dan Pandawa. Styaki tinggal di kasatriyan Swalabumi.
Bergaya elektik
Rumah ini bukan bangunan peninggalan kuno. Rumah ini
dibangun tahun 2010. Menurut penuturanya
bangunan ini belum selesai, karena Wiyanto sangat selektif dalam memilih model
bangunan hingga perabotannya. Plafon yang tinggi, hiasan di atas genteng, daun
pintu hingga engsel, ukiran pada “umpak” pilar utama rumah. Pemilihan warna cat tembok yang dominan putih “broken
white”, sedangkan warna cat kayu kombinasi hijau tua dengan kuning. Kesemuanya mencirikan
bangunan kuno layaknya sebuah “padepokan”.
Memasuki ruangan rumah, di setiap dindingnya banyak dihiasi pigura
bergambar presiden Soekarno dan presiden Suharto dengan berbagai situasi. Termasuk
ketika Presiden Soekarno berdampingan dengan Presiden AS John F. Kenedy. Gambar
foto-foto tersebut berukuran besar seperti poster. Sekilas ruangan-ruangan ini
terkesan seperti “museum” sejarah.
Di dalam ruangan, langka terlihat perabot. Hanya terdapat
beberapa meja credenza klasik, tanpa kursi. Kami berkumpul, makan,
mendengarkan paparan dari pejabat Bappeda, PMD Pemkab Temanggung dan pak Kades Teguh
Rahayu, malam itu dengan duduk lesehan di atas karpet; yang menutupi tegel-tegel
warna semen polos klasik.
Lebih seru ketika memasuki ruang tengah, yang dibiarkan
terbuka tanpa tembok pemisah, sehingga menjadi ruangan yang luas. Di sini ada
koleksi tanaman hias, kolam ikan, beberapa set meja-kursi kayu tamu dan kursi resban
kayu tebal dengan motif ukiran dan tekstur klasik. Kursi ini berukuran besar,
dapat memuat 5-6 orang. Di kursi ini juga kami sempat berbincang dengan para
pegiat Deswita Rejosari, seperti: Tugiono, Suwadi-Kaur Kesra yang sekaligus
Ketua Deswita, Wiyanto sang Guru dan Pak Kades Teguh Rahayu. Kursi resban ini dibeli
dari pedagang mebel di kota Temanggung. Meskipun jaraknya jauh, namun Wiyanto
berminat membeli kursi resban tersebut karena model dan motifnya antik.
Di ruang inilah kami disambut dengan minuman “welcome drink”
khas Dukuh Sigarut, wedang cabe! Adalah minuman dengan rempah penghangat dan
sedikit cabe segar dengan sajian menggunakan gelas ukuran sangat kecil. Sehingga
satu gelas itu sekali tegukan, wedang cabe itu habis. Terbukti setelah minum
wedang cabe, badan terasa hangat. Meskipun udara di dalam ruangan lebar itu
sangat dingin, sejuk serasa masuk sampai tulang. Tidak heran, suasana sejuk di
Griya Lesanpura ini, karena kawasan desa wisata Rejosari Kecamatan Bansari berada di kaki gunung
Sindoro.
Terima kasih rombongan dari kebumen kerso pinarak di desa Rejosari,tentunya masih banyak kekurangan dari pengelolaan ...kami akan selalu melengkapai kekurangan kekurangan dari pelayanan Deswita Rejosari.
ReplyDelete