Thursday, June 9, 2016

Mulailah hidup sederhana dan tidak boros*)

Dalam kehidupan sehari-hari hidup sederhana seringkali diidentikan dengan kehidupan dari golongan orang-orang yang tidak berada. Atau kehidupan orang miskin dari golongan menengah ke bawah. Namun pada hakekatnya ajaran tentang hidup sederhana merupakan syari’at Islam. Islam tidak menganjurkan umatnya dengan bergaya hidup mewah, hidup yang berlebih-lebihan, glamour serta bermegah-megahan. Hal ini sesuai firman Allah swt. dalam Al-Quran yang berbunyi :

وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ 

Artinya: makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (al-A'raf: 31 ).
Oleh karena itu, prinsip hidup sederhana bukanlah hanya semboyan dalam ucapan belaka, namun harus tercermin dalam perilaku kehidupan sehari-hari dalam menjalani hidup.
Memang tidak mudah dalam praktiknya. Sudah menjadi tabiat manusia, ia akan lebih konsumtif dan menghamburkan uang, manakala mulai meraih kehidupan yang mapan, dengan segala kemudahan ekonomi. Banyak yang berfikir, seolah-olah kekayaanya  kurang berarti banyak, jika pemiliknya tidak mempergunakannya untuk keperluan yang lebih besar dan menunjukkan kesan kemewahan. Misalnya dengan banyak membeli barang-barang  yang sebenarnya kurang penting baginya, tetapi dari barang tersebut memberi kesan pada orang lain, seseorang itu lebih kaya dan lebih modern.

Memaknai dan mewujudkan hidup sederhana
Jika kita perhatikan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas, maka disebut hidup sederhana itu adalah gaya hidup yang tidak berlebih-lebihan.
Agar tercipta mentalitas yang baik berhubungan dengan gaya hidup itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan manusia agar dalam pemenuhan kebutuhannya dilakoni secara bersahaja, tengah-tengah, dan tidak boros dalam pengeluaran. Seperti yang difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam al-A’râf/7:31:

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan. [al-An’am/6:141).

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan bahwa hidup bermewah-mewah meskipun dengan barang-barang yang sifatnya mubah, dapat berpotensi menyeret manusia kepada pemborosan. Ini juga dapat menunjukkan manusia tersebut tidak memberikan apresiasi yang semestinya terhadap harta yang merupakan nikmat Allah, sehingga ia masuk dalam perilaku menyia-nyiakan harta.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Jauhilah gaya hidup bermewahan. Sesungguhnya hamba-hamba Allah itu bukan orang-orang yang bermewah-mewahan”

Sehingga orang yang hidup sederhana adalah Mereka yang tidak menghambur-hamburkan uang dengan belanja di luar kebutuhannya. Juga bukan orang-orang yang bakhil kepada keluarganya, sehingga kebutuhan bagi keluarganya pun terpenuhi dan tidak kekurangan. Mereka membelanjakan hartanya secara adil. Dan sebaik-baik urusan adalah yang tengah-tengah, tidak berlebihan ataupun tidak kikir.

*) Catatan:
Arsip naskah yang menjadi bahan penulisan
Buku MIMBAR DAKWAH KEUMATAN-Buku kumpulan tulisan, 
yang di KataPengantari oleh beliau Bupati Kebumen, Ir.H.M.Yahya Fuad, SE